Setelah nafas Ibu terhenti dengan sekali batuk, kami memanggil nakes untuk memastikan bahwa Ibu memang telah meninggalkan kami menghadap Sang Pencipta. Aku dan adik ipar bingung, yang kami lakukan keluar masuk rumah dan bersimpangan, sambil saling tatap dan berkata bersamaan,"Aku kok bingung si, meh ngopo?" Akhirnya kami hanya bisa duduk diam. Suami dan suami adik ipar menghubungi modin dan pengurus RT untuk mengumumkan kepergian Ibu. Tak berapa lama rumah dipenuhi pelayat. Kami mulai sibuk menerima pelayat yang menyampaikan duka cita, sibuk menerima baskom berisi beras, gula, mie, krupuk, telor, minyak goreng dan teh atau kopi.
KEMBALI KE ARTIKEL