Dalam acara serah terima yang berlangsung di ruang Bengkel Pratikum Teaching Factory, Muhammad Dwi Yulianto menyampaikan bahwa modul ini disusun untuk membantu siswa memahami alat ukur dasar yang krusial dalam industri otomotif. "Melalui modul ini, siswa bisa mempelajari berbagai aspek jangka sorong, baik secara teoretis maupun praktis. Pemahaman ini sangat penting bagi mereka yang nantinya akan bekerja di bidang teknik, terutama otomotif," ungkap Muhammad.
Modul ini menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dan pendekatan STEM, yang memungkinkan siswa belajar secara kontekstual dan mengaplikasikan teori dalam praktik langsung. Materi dalam modul dibagi dalam dua pertemuan utama, di mana siswa akan mempelajari pengertian, fungsi, dan cara membaca hasil pengukuran jangka sorong.
Kepala sekolah menyampaikan apresiasi atas kontribusi Muhammad Dwi Yulianto dalam penyusunan modul ini. "Modul ini tidak hanya memberi panduan yang mudah dipahami tetapi juga mengarahkan siswa dalam latihan-latihan praktis yang sangat berguna," ujar kepala sekolah.
Dengan diterimanya modul ini, diharapkan siswa Kelas X TSM dapat memanfaatkan alat ukur jangka sorong dengan benar, memahami tingkat ketelitian yang dihasilkan, dan menerapkannya dalam berbagai tugas praktikum.