Sila ini memuat dua kata penting dalam keutuhan bangsa. Menimbang pemimpin menggunakan sila ini, diharapkan hadirnya sosok kolaborator dan perekat keragaman suku di Nusantara.
Kata persatuan harus tercermin dalam calon pemimpin pada watak yang bersih dari isi SARA. Hanya saja ada paslon yang tak henti dituding fitnah "politik identitas" meski ketika menjabat ia membuktikan sebaliknya, semua agama terayomi dengan adil.
Kemudian hanya pada sila saja ini termuat kata Indonesia, menyiratkan karakter nasionalis sejati. Maka kita timbang paslon yang ada dengan rekam jejak apa yang pernah ia berikan untuk bangsa. Latar belakang militer sedikit diuntungkan pada frasa ini, karena ia pernah terjun langsung mempertaruhkan nyawanya demi keutuhan bangsa.