Hirah Sanada, seorang musisi sekaligus seniman memiliki pandangan yang unik tentang arti perjalanan. Khususnya tentang hambatan perjalanan seorang musisi yang berasal dari kota kecil di timur Indonesia, Kota Makassar. Menurutnya perjalanan adalah kisah hidup yang sebenarnya dibawa oleh realita sosial dan privilese yang didapatkan. Ia mengatakan "Hidup itu keras bagi kita yang tidak memiliki privilese. Jika hidup yang dirasakan pegawai negeri itu keras, bagaimana dengan yang ingin merintis karir di bidang seni atau musik? Apalagi, Kota Makassar bukanlah kota yang besar dan memiliki privilese lebih untuk mendapat validasi dari luar." Itulah hambatan yang selama ini dirasakan Hirah Sanada dan beberapa para musisi lain yang berjuang untuk berkarir penuh di Makassar dan mungkin kota lain yang juga jauh dari jangkauan ibu kota.