Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Akibat Lalai Dan Bohong Dalam Belajar

23 September 2024   17:26 Diperbarui: 23 September 2024   17:43 44 0


Seina duduk bersandar di kasurnya, asyik bermain HP. Musik mengalun dari headset yang terpasang di telinganya dan jemarinya bergerak cepat mengirim pesan kepada teman-temannya.

Hari itu, ia merasa santai dan tak ada hal yang mengganggu pikirannya.

Namun, ketenangan itu tiba-tiba berubah ketika pintu kamarnya terbuka lebar.

Bundanya berdiri di ambang pintu dengan wajah penuh amarah, membuat Seina terkejut dan segera melepas headsetnya.

Dalam hati seina merasa resah 'ya Allah bunda sepertinya akan marah besar aku salah apalagi ya?'.

"Seina!" teriak bunda dengan nada tinggi. "Apa yang kamu lakukan main HP terus?! Kamu nggak tahu kalau Ayah baru aja ambil rapor kamu di sekolah?".

Seina menatap bundanya dengan wajah bingung. "Aku... cuma main sebentar bun. Memangnya kenapa?"

Bunda melangkah masuk dengan cepat. Mata bunda penuh amarah seperti berapi-api.

"Ayah tadi telepon bunda! Nilai kamu turun, Seina! Turun drastis! Selama ini kamu bilang sudah belajar, tapi ternyata hasilnya begini?"

Seina terdiam, hatinya mulai berdebar. Ia tahu bahwa nilai-nilainya memang buruk belakangan ini, dan ia mulai merasa bersalah.

"A-aku minta maaf, bun."

"Maaf? Cuma minta maaf? Kamu nggak serius belajar! Main HP terus! Nilai turun, terus gimana ke depannya?". Bunda terus mengomel. Nada bicaranya semakin tinggi.

Tiba-tiba terdengar suara pintu depan berderit 'drrrt'. Ayah Seina baru pulang dari sekolah setelah mengambil rapor.

Mendengar keributan dari kamar Seina. Ayah segera menuju ke sana.

"Ada apa ini? Kenapa bunda marah-marah?" tanya ayah ketika masuk ke kamar.

Bunda menghela napas, masih marah. "Ini penyebab nilai Seina turun Yah! Ini semua karena dia malas belajar dan lebih banyak main HP!".

Seina diam-diam menelan ludahnya. 'Aduh aku takut ayah ikut marah' hati Seina resah.

Ayah menatap Seina. Lalu kembali kepada Bunda. Dengan tenang ayah mendekati Seina dan duduk di tepi kasurnya di samping gadis dengan rambut sebahu itu.

"Sudahlah bun. Mari kita dengar penjelasan dari Seina dulu, jangan langsung marah-marah."

Bunda terlihat masih kesal tapi ia setuju. Ayah menatap putrinya dengan lembut.

"Seina, Ayah ingin tahu. Kenapa nilai kamu bisa turun? Ceritakan semuanya" kata ayah dengan suara yang menenangkan.

Seina merasa tertekan. Tapi ia tahu bahwa ia tidak bisa terus menghindari masalah ini.

"Aku harus jujur" batin Seina.

Akhirnya, dengan suara pelan, ia mulai menjelaskan. "A-aku malas belajar yah. Aku juga sering nggak ngerjain PR. Terkadang di sekolah aku sering ngerjain PR mendadak dan terkadang mencontek punya teman."

Bunda terperanjat mendengar pengakuan Seina. "Seina! Mencontek?!" serunya, tapi Ayah segera mengangkat tangan. Meminta Bunda untuk tenang.

Ayah menatap Seina dengan penuh pengertian. Tapi tetap saja Seina tau pasti ayah juga kecewa tampak dari raut wajah keriput ayah. Meskipun kecewa ayah tetap menasihatinya dengan tenang.

"Seina, Ayah dan Bunda tidak pernah mengajarkan kamu untuk mencontek. Ayah tahu kadang pelajaran bisa terasa sulit atau kamu malas. Tapi mencontek itu bukan solusi. Itu hanya membuat kamu lebih tergantung pada orang lain dan tidak benar-benar memahami apa yang kamu pelajari."

Seina mengangguk, matanya mulai berkaca-kaca. "Aku tahu yah. Maaf, aku cuma nggak tahu harus gimana. Aku jadi malas belajar karena merasa sudah terlalu jauh ketinggalan".

Ayah menghela napas panjang, lalu dengan lembut berkata, "Seina, kalau kamu merasa tertinggal. Seharusnya kamu lebih berusaha jangan menyerah begitu saja".

Seina mengangguk "iya ayah. Aku akan berusaha merubah kebiasaan burukku ini".

Seina melihat ayah dan bundanya secara bergantian. Mata Seina penuh dengan tekad.

"Aku akan berubah agar nilaiku tidak mengecewakan ayah dan bunda lagi" kata Seina semangat.

Ayah dan bunda saling bertatapan dan kembali melihat putri mereka lagi. Bunda pun sudah tidak marah.

"Janji ya jangan bohong" kata bunda dan dibalas anggukan kecil oleh Seina.

Nasihat ayah kepada Seina tentang pentingnya kejujuran dan usaha dalam belajar. Ayah menekankan bahwa mencontek bukanlah solusi. Jika Seina merasa tertinggal dalam pelajaran, ia harus meminta bantuan bukan menyerah atau mencari jalan pintas dengan berbohong.

Ayah juga mengingatkan bahwa perubahan tidak datang dengan sendirinya. Seina harus pandai mengatur waktu bermain dan belajarnya. Ayah menekankan bahwa dengan usaha yang konsisten maka Seina bisa mengejar ketertinggalan dan memperbaiki nilainya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun