Program vaksinasi telah dilakukan sejak bulan Maret 2021. Setelah dikeluarkan kebijakan vaksinasi untuk masyarakat luas pada usia 12-50 tahun, kegiatan vaksinasi Covid-19 rutin diadakan setiap Senin hingga Jum'at pada lokasi SDN Warakas 01. Pada lokasi vaksinasi ini, telah disediakan sebanyak 300 nomor peserta untuk warga yang dapat berkesempatan melakukan vaksin. Pengambilan nomor ini dilakukan sejak pukul 6:30 pagi.
Saat di lokasi tepat pukul 9 pagi, sudah banyak warga yang menunggu untuk melakukan vaksin, meski juga banyak yang masih melakukan pendaftaran pengambilan nomor. Dalam mengambil nomor, petugas dari RW setempat melakukan pengecekan berkas terlebih dahulu. Banyak warga yang telah melakukan protokol kesehatan dengan menggunakan masker sesuai aturan. Namun, sangat disayangkan masih ada beberapa warga yang menurunkan masker dan warga sekitarnya tidak menegur. Beruntung bahwa petugas keamanan turut andil dalam menegur warga yang tidak menggunakan masker dengan tepat.
Berkesempatan melakukan wawancara sedikit dengan tenaga kesehatan yang bertugas di sana, Kak Dwi, turut memberikan opininya mengenai perkembangan warga yang melakukan vaksinasi di daerah ini. "Saya udah tugas di sini tiga kali. Yang kedua kemarin alhamdulillah sudah mencapai 220 peserta. Soalnya pas yang pertama cuma 150an. Semoga hari ini bisa sampai 300," jelasnya. Kak Dwi menjelaskan bahwa ia beberapa kali bertemu warga yang menanyakan perihal hoax vaksin. Kak Dwi menuturkan, "Sering, sering banget ketemu sama orang yang nanya soal isi kandungan vaksin atau efek samping vaksin. Dan tidak masalah selagi memang orangnya mau menerima dari sisi yang benar juga. Karena, kalo misalkan kita udah ngomong terus menerus tapi tidak didengar kan sama saja ya.". Kak Dwi juga turut membeberkan bahwa kalimat yang sering keluar dalam hoax vaksin adalah isi cairan yang mengandung lemak babi.
Saat melakukan wawancara dengan warga yang telah selesai melakukan vaksin, narasumber mengaku sempat termakan akibat hoax yang beredar. Ibu Eni, yang melakukan vaksin bersama anaknya berumur 20 tahun tersebut baru saja selesai melakukan vaksin pertama. Menurut Tata selaku anak, sang Ibu sangat sulit diajak untuk melakukan vaksin. "Iya mbak, Ibu susah banget diajak vaksin. Soalnya kemakan hoax yang ada di hpnya," tuturnya. Tata menjelaskan bahwa pesan-pesan yang berada di aplikasi WhatsApp milik Ibunya kebanyakan menyebarkan bahwa vaksin mengandung lemak babi dan vaksin dapat menyebabkan positif Covid-19. "Awalnya susah banget, sampai RT setempat buat pernyataan yang belum vaksin pertama nggak dapet sembako. Akhirnya Ibu mau vaksin," sambungnya. Meski harus mengandalkan sembako hanya untuk melakukan vaksin, Tata bersyukur bahwa Ibunya ingin melakukan vaksinasi.
Berbeda narasumber, saat melakukan wawancara dengan seorang remaja berumur 14 tahun, Qidam, ia memberikan pernyataan bahwa sangat menunggu untuk divaksin. "Iya, Kak. Saya mau banget di vaksin. Semua di keluarga saya udah vaksin. Saya juga mau. Tapi, katanya baru diresmiin akhir-akhir ini," jelas Qidam. Qidam sendiri sudah melakukan vaksinasi yang kedua. "Saya nggak ngerasain efek samping aneh-aneh, sih. Jadi, suka-suka aja pas udah divaksin rasanya seneng gitu. Akhirnya divaksin," sambungnya.
Proses vaksinasi di SDN Warakas 01 ini dilakukan mulai pukul 8 pagi hingga 12 siang. Jika sudah lewat dari jam yang ditentukan, akan dialihkan esok hari. Perwakilan RT dan RW setempat pun juga turut hadir dalam memantau suasana vaksinasi. Namun, saat ingin memintai keterangan terkait persoalan sembako, perwakilan tidak dapat ditemukan.