Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Bumi Kompasiana

18 Januari 2024   20:22 Diperbarui: 18 Januari 2024   20:22 81 10
Di bumi Kompasiana kami berdiri tegak,
Pujangga berjiwa gagah, cerdas, tajam,
Kata-kata diukir dari hati dan pikiran,
Makna disebarkan, menyentuh sesama dan dunia.

Seniman kreatif, produktif, berkreasi,
Ciptakan karya dengan gaya dan tema,
Lahirkan keindahan unik, inovatif,
Sebagai pewaris estetika, tarian kata tak berhenti.

Intelektual peduli, bertanggung jawab,
Fakta bersanding dengan opini,
Sikap kritis dan positif menggema,
Di Kompasiana, bunga kebenaran mekar.

Warga bersatu, beragam dalam cinta,
Berbicara dalam bahasa dan budaya,
Toleransi dan harmoni terukir di hati,
Kami, Kompasianer, mewarisi peradaban bersama.

Di malam gelap, kisah kami merajut,
Bergadang dengan pena, semangat tercurah,
Perjuangan di tiap goresan kata,
Meski kopi menipis, kami terus melangkah.

Setiap goresan adalah seruan tugas,
Kompasianer terus bekerja, mata terasa berat,
Gelas kopi kita nikmati beberapa,
Namun semangat tak henti berdentum.

Di lampu meja temaram, ide berkejaran,
Melintasi pikiran yang lelah,
Mencari kebenaran, menyusun kata,
Tak kenal lelah, tak kenal surut.

Gelombang kopi menghangatkan dada,
Sebagai teman setia malam yang berjuang,
Tahan bergadang, kadang ketiduran,
Tapi tulisan berkualitas tetap menjadi impian.

Ketika kopi habis, dan mata terpejam tanpa sadar,
Perjuangan tak berhenti, mimpi menyapa dalam tidur,
Kompasianer, dalam tulisan, kita bersatu,
Penat tak menghentikan langkah, melangkah terus.

Mengukir cerita, merajut makna dalam kata,
Kopi hanyalah pendamping sementara,
Sebab keberhasilan di tinta pena yang mengalir,
Bergadang atau tidur, perjuangan tetap nyata.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun