Adam mencolek Aulia perlahan. "Hebat, bukan? Siapa sangka pesawat kita ternyata lebih unggul dari yang dibayangkan banyak orang?"
Aulia tertawa kecil. "Benar, Adam. Ini bukan hanya pencapaian bagi kita sebagai tim, tapi juga membuktikan bahwa Indonesia bisa bersaing di panggung dunia. Pesawat kita lebih dari sekadar mesin tempur; ini adalah simbol keberhasilan dan keunggulan kita."
Adam mengangguk setuju. "Apalagi setelah Presiden menyampaikan bahwa pesawat ini lebih tangguh, mudah akses, dan terjangkau. Ini bukan hanya prestasi teknologi, tapi juga solusi cerdas untuk negara kita."
Sementara mereka berdua tengah berdiskusi, seorang tamu dari pemerintah daerah Dharmasraya mendekati meja mereka dengan senyuman lebar. "Selamat, Aulia! Selamat, Adam! Kalian berdua luar biasa!"
Aulia dan Adam berdiri sambil menyambut tamu yang tidak lain adalah Bupati Dharmasraya sendiri. "Terima kasih, Bupati! Ini bukan hanya kemenangan kami sebagai individu, tapi juga kemenangan Dharmasraya dan Indonesia," ujar Aulia dengan penuh rasa hormat.
Bupati Dharmasraya tersenyum bangga. "Dharmasraya berbahagia memiliki putra-putri terbaik seperti kalian. Kalian telah membawa harum nama daerah ini dan membuktikan bahwa semangat dan dedikasi dapat mengalahkan segala rintangan."
Adam menambahkan, "Bupati, tanah yang disediakan oleh Dharmasraya menjadi fondasi keberhasilan proyek ini. Tanpa dukungan dan komitmen dari pemerintah daerah, mungkin kita tidak akan sampai sejauh ini."
"Kami beruntung memiliki Dharmasraya sebagai mitra," kata Aulia sambil menoleh pada Adam. "Ini adalah kerjasama yang luar biasa."
Bupati Dharmasraya kemudian berbagi cerita tentang perjuangan mereka dalam merebut posisi sebagai pusat riset dan pengembangan pesawat tempur Garuda. "Ketika ada keinginan untuk mendapatkan proyek ini, saya yakin banyak kepala daerah dari daerah lain yang ingin merebutnya. Namun, dengan tekad dan dukungan masyarakat Dharmasraya, kami berhasil membuktikan bahwa kebersamaan adalah kunci keberhasilan."
Aulia mengangguk setuju. "Tanah yang luas di hutan belantara, bukit yang strategis, semua itu memberikan perlindungan sempurna untuk pusat riset kita. Dan ini membuktikan bahwa Dharmasraya bukan hanya penyedia tanah, tapi juga pelindung impian kita."
Percakapan pun terus berlanjut, memasuki berbagai topik mulai dari perjuangan pribadi mereka dalam proyek ini, hingga harapan-harapan mereka untuk masa depan pesawat tempur Garuda. Obrolan ringan dan tawa kecil terdengar di antara suara orkestra yang memainkan melodi yang lembut.
Tak jauh dari mereka, Presiden Indonesia tampak mengamati suasana dengan senyuman puas. Setelah mengikuti pidato yang menggugah semangat, beliau senang melihat bagaimana para pemain kunci proyek Garuda dapat bersantai dan menikmati keberhasilan mereka.
Beberapa saat kemudian, Presiden Indonesia menghampiri meja Aulia dan Adam. "Selamat malam, Aulia, Adam. Saya ingin berbicara dengan kalian sejenak."
Aulia dan Adam memberikan salam hormat. "Selamat malam, Bapak Presiden. Kami sangat berterima kasih atas kesempatan ini," ucap Aulia dengan rasa hormat.
Presiden Indonesia tersenyum. "Tidak perlu formal, Aulia. Malam ini adalah malam keberhasilan kita semua. Saya ingin mendengar pandangan kalian tentang proyek ini, dan apakah kalian memiliki ide untuk pengembangan lebih lanjut."
Adam menyahut, "Kami berpendapat bahwa Garuda bisa menjadi aset yang lebih besar jika kita dapat memanfaatkan teknologi ini untuk keperluan sipil, bukan hanya militer. Mungkin dalam bidang transportasi atau keamanan publik."
Presiden Indonesia mengangguk setuju. "Pendapat yang menarik. Kita bisa merancang strategi untuk mengaplikasikan teknologi yang ada dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Saya yakin proyek ini bisa membawa dampak positif yang lebih besar lagi."
Aulia menambahkan, "Kami juga ingin melibatkan lebih banyak masyarakat dan pemuda dalam pengembangan teknologi. Memberikan pelatihan dan pendidikan untuk memastikan generasi berikutnya mampu mengambil alih tongkat estafet ini."
Presiden Indonesia menghampiri meja dan duduk bersama mereka. "Sangat baik, Aulia dan Adam. Saya mendukung ide-ide kalian. Proyek Garuda ini bukan akhir dari perjalanan, tapi awal dari sesuatu yang lebih besar. Saya ingin kalian terus terlibat dalam pengembangan ini, bersama-sama kita ciptakan masa depan yang lebih cerah."
Malam pun berlanjut dengan percakapan yang penuh inspirasi dan harapan. Sebagai penutup, Presiden Indonesia mengangkat gelas dan mengajak semua tamu untuk bersulang. "Untuk Garuda, simbol kejayaan dan inovasi Indonesia!"
Semua orang mengangkat gelas mereka, mengisyaratkan kesepakatan dan kebersamaan untuk masa depan yang lebih gemilang. Suara tepuk tangan dan sorakan kembali menggema di ruangan, tetapi kali ini semakin penuh semangat. Seperti apa kelanjutan ceritanya, mari kita tunggu kisah berikutnya.