Setiap anak memiliki keistimewaan tersendiri karena pada dasarnya setiap anak tentu berbeda. Anak yang memiliki kemampuan kognitif dibawah rata-rata normal tidak dapat disebut sebagai penyandang disabilitas atau kelainan cacat, melainkan disebut dengan
slow learner atau lamban belajar. Anak
slow learner dapat dikategorikan
 borderline intelligence dengan skor IQ (70-89) dalam skor tes
Wechsler Intelligence Scale for Children. Anak
 slow learner merupakan anak yang memiliki potensi intelektual sedikit dibawah normal, satu level diatas tunagrahita, tetapi tidak dianggap mengalami keterbelakangan mental. Rendahnya potensi intelektual
slow learner ini menyebabkan gangguan konsentrasi, daya ingat buruk, masalah kognitif, dan sosial emosional. Beberapa penelitian menyatakan metode
Contextual Teaching and Learning cukup membantu pembelajaran anak
 slow learner, tetapi guru perlu memperhatikan aspek-aspek lain yang lebih penting untuk menunjang proses pembelajaran anak
slow learner itu sendiri.
KEMBALI KE ARTIKEL