Dalam era digital ini, media memiliki peran yang semakin besar dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya sebagai alat komunikasi tetapi juga sebagai sumber informasi dan hiburan. Konsep ekologi media merujuk pada cara media memengaruhi, membentuk, dan merestrukturisasi masyarakat serta interaksi sosial di dalamnya. Dengan kemajuan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), media kini mampu menyebarkan informasi dalam skala yang lebih luas dan lebih cepat. Namun, ketika teknologi baru ini jatuh ke tangan yang salah, risiko besar muncul bagi masyarakat. Ekologi media menekankan bahwa perubahan dalam teknologi media---seperti AI---tidak hanya berdampak pada cara publik mengakses informasi tetapi juga pada kualitas dan keamanan informasi itu sendiri. Fenomena ini membuka ruang bagi pelaku kejahatan untuk memanfaatkan teknologi canggih, seperti AI, untuk menipu dan merugikan masyarakat. Dalam artikel ini, penulis ingin membahas bagaimana AI kini digunakan untuk keperluan penipuan di Indonesia dan risiko yang ditimbulkan bagi masyarakat luas, Kecerdasan buatan atau AI adalah teknologi yang mampu menciptakan gambar, video, dan teks yang tampak sangat mirip dengan konten buatan manusia. Dengan bantuan AI generatif, pelaku kejahatan dapat menghasilkan konten yang tampak asli dan meyakinkan untuk menipu publik. Penipuan berbasis AI semakin marak di media sosial, memanfaatkan kepercayaan publik pada figur terkenal atau instansi tertentu.Â
KEMBALI KE ARTIKEL