Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

...Seperempat Detik yang Lalu...

4 Februari 2010   14:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:05 47 0
...Seperempat detik yang lalu aku terbangun. Bukan karena igauan malam yang menggeram. Bukan karena ingin melipat rapi kekosongan yang sama. Hanya ingin terbangun, menyongsong Tuhan.
Ah, seperti ini rupanya suara hati yang menguik sebab tergencet dogma surga dan neraka yang saling berselang seling silang. Selalu berakhir dengan mendaur ulang nama Tuhan.
Lalu, beradulah fikir. Menyoal sesuatu tanpa nama dan ambigu, sementara batin meragukan sesuatu tanpa makna dan menipu. Seperti kafir yang mati kafir menggugat detil takdir...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun