karya sastra adalah karya-karya yang ditulis dengan nilai-nilai estetis dan ekspresif, menggunakan bahasa untuk menyampaikan ide, emosi, dan pengalaman manusia. karya-karya sastra meliputi puisi, prosa fiksi, drama, esai, dan genre lainnya yang memiliki keindahan bahasa dan imajinasi untuk menyampaikan pesan.
Sastra lama adalah warisan nenek moyang yang sudah ada sejak zaman dahulu. Sastra lama, juga disebut sebagai sastra melayu, berasal dari cerita dan ucapan orang-orang zaman dulu. Cerita-cerita ini banyak mengandung pelajaran dan pelajaran hidup untuk orang-orang yang mendengarkannya.
Tidak di ketahui pasti berapa banyak karya sastra lama yang ada di Indonesia, tetapi berdasarkan populasi dan suku yang ada, tampaknya ada ratusan ribu, bahkan jutaan. Karena setiap suku, daerah, atau bahkan kampung memiliki literatur kuno yang unik yang diceritakan melalui cerita turun temurun. seperti mitos si maling kundang yang terus diceritakan dari generasi ke generasi. Sastra lama biasanya mencakup dongeng, mitos, legenda, sage, fabel, parabel, gurindam, pantun, hingga mantra.
Indonesia memiliki sejarah sastra yang kaya, yang mencakup berbagai jenis dan bentuk sastra, baik prosa maupun syair, seperti hikayat, pantun, dongeng, legenda, dan mitos. Mereka sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini membuat Indonesia memiliki banyak karya sastra.
Sastra baru atau sastra modern Indonesia merujuk pada karya-karya sastra yang muncul setelah periode kebangkitan nasional pada awal abad ke-20. Sastra modern ini ditandai dengan adanya pengaruh Barat yang mendalam dalam gaya penulisan, tema, dan teknik narasi. Sastra modern Indonesia berbeda dengan sastra klasik Indonesia yang lebih mengacu pada karya sastra tradisional seperti kakawin atau syair.
Sastra baru merujuk pada karya-karya sastra yang diproduksi dalam era modern, yaitu periode setelah periode sastra lama. Sastra modern mencakup berbagai genre, gaya, dan tema yang berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat, teknologi, dan ideologi di zaman kontemporer. Ini sering kali dicirikan oleh eksperimen gaya, eksplorasi psikologi karakter, refleksi atas masalah sosial, dan penggunaan bahasa yang inovatif.
Perbandingan Sastra lama dan Sastra baru sangat signifikan dalam hal gaya, penulisan, tema, dan tujuan dari masing-masing jenis sastra tersebut. Meskipun keduanya merupakan bagian dari tradisi sastra, masing-masing jenis memiliki karakteristik yang membedakan mereka satu sama lain. Dalam hal ini, memahami perbedaan tersebut sangat bergantung pada waktu dan gaya penulisan yang digunakan oleh penulis saat itu.
Perbandingan antara sastra lama dan sastra baru :
Gaya penulisan sastra lama cenderung mengikuti pola yang lebih formal dan klasik, dengan penggunaan Bahasa yang lebih kaku dan formal. Sedangkan sastra baru cenderung lebih eksperimental dalam gaya penulisan, seringkali menggunakan Bahasa yang lebih santai dan mengadopsi gaya yang lebih luas.
Tema sastra lama sering mengangkat tema-tema seperti cinta, keberanian, pengorbanan, dan perjuangan moral sedangkan sastra baru lebih cenderung mengeksplorasi tema-tema kontemporer seperti teknologi, alienasi, identitas, dan politik.
Struktur dan format sastra lama cenderung mengikuti struktur yang lebih tradisional, seperti narasi linear dengan pengenalan, konflik, klimaks, dan resolusi. Sedangkan sastra baru seringkali mengadopsi struktur yang lebih non-linear, dengan penggunaan narasi maju-mundur, gaya permainan kata, dan eksperimen dalam struktur cerita.
Perbedaan ini mencerminkan pergeseran dalam preferensi dan perhatian masyarakat terhadap sastra seiring berjalannya waktu dan perubahan dalam konteks sosial, budaya, dan teknologi.