Tidak kurang dari dua bulan lalu saya berjumpa kembali dengan sepupusaya yang telah 13 tahun tidak saling bersua. Kami memiliki family name yang sama: Missa. Terakhir bertemu, dia tercatat sebagai siswi kelas 2 di salah satu Sekolah Dasar di kota dimana saya dibesarkan, SoE, Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT). Secara pragmatis, situasi demikian merupakan momentum yang sarat dengan cerita. Saya memanfaatkan pertemuan ini untuk mengetahui kerabat dekat yang tinggal di kampung Bapak, desa Kokoi. Dan karena dia dekat dengan mereka, maka saya banyak bertanya tentang keadaan mereka. Dia pun tak keberatan menceritakannya kepada saya.