Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Sang Sisyphus

2 Januari 2021   00:53 Diperbarui: 2 Januari 2021   00:54 1002 4
Siang sudah berlalu, suara adzan ashar terdengar dari kejauhan, bertalu-talu. Tidak ada sinar matahari terik di hari itu. Hujan sempat turun membasahi bumi beberapa jam lalu, kemudian terhenti. Tetapi di langit, awan mendung tetap menyelimuti. Tidak menitikan hujan tetapi juga tidak pergi. Seorang laki-laki berdiri di samping sebuah makam, kepalanya tertunduk, terlihat sendu. Ia memandang taburan bunga-bunga mawar dan melati yang memenuhi makam tersebut. Pandangannya mulai samar ketika ia melihat nama yang tertulis di nisan makam. Seketika ia mendongakan kepala, beberapa kali mengedipkan mata. Seakan menahan sesuatu yang menyesakan dada. Setelah beberapa saat, titik-titik air membasahi wajah si pria. Ketika itu, mendung belum berlalu, tetapi hujan belum turun.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun