Penerapan paradigma integrasi (Bayani, Burhani dan Irfani) dalam ilmu sosial humaniora di bidang Astronomi. Penerapan bayani, Al Qur'an surat Al-Hijr ayat 16-18 :
"Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit) dan Kami telah menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandang (Nya), dan Kami menjaganya dari tiap-tiap syaitan yang terkutuk, kecuali syaitan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat) lalu Dia dikejar oleh semburan api yang terang." (Q. S. Al Hijr :16-18).
Ayat tersebut menejelaskan bahwa Allah SWT telah menciptakan bintang-bintang yang bisa kita lihat pada malam hari, dengan keindahan cahaya yang dimilikinya membuat bintang dikatakan sebagai penghias langit dan bintang serta dimanfaatkan juga oleh para nelayan dan nahkoda kapal yang berlayar di lautan untuk menunjukkan arah.
Penerapan pada aspek Burhani para mufassir menjelaskan bahwa bintang-bintang yang tersebar di angkasa dapat pula dijadikan sebagai petunjuk, baik untuk menentukan arah maupun waktu. Para nelayan, musafir, atau orang yang profesesinya berpindah dari satu tempat ke tempat lain sangat memerlukan petunjuk, terlebih pada malam hari, yang memungkinkannya sampai ke tempat yang diinginkan. Dahulu sebelum kompas dan alat navigasi lainnya ditemukan, manusia mengandalkan bintang-bintang sebagai penunjuk arah. Tanpanya, mereka kemungkinan besar akan tersesat.