Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Kabut Asap di Anak Gunung Bawakaraeng. Siapa yang Bertanggung Jawab?

21 November 2015   04:17 Diperbarui: 21 November 2015   07:42 28 0

SIAPAKAH YANG HARUS BERTANGGUNG JAWAB AKAN HAL INI?

Beberapa pekan lalu, Gunung Bawakaraeng mengalami suatu peristiwa yang menyebabkan daerah lain ikut merasakan dampaknya. Bukan hanya Makassar saja, tapi daerah-daerah lain seperti Sinjai, Bone dan sekitarnya mengalami kabut asap yang luar biasa.

Bayangkann saja, dalam hitungan menit bahkan detik si jago merah berhasil membuat sebuah lingkaran api yang sangat luar bisa besarnya dan lingkarang api tersebut terbentuk dengan sangat mudahnya. Banyak dari para pecinta alam yang ada di Makassar sangat prihatin akan hal tersebut.

Beberapa pekan tak ada tindakan yang dapat dilakukan oleh para pemangku kepentingan untuk memadamkan api. Bahkan tak banyak yang tau tentang kebakaran yang melanda Gunung yang menjadi sumber penyimpanan air di beberapa kabupaten ini.

Kebakaran hutan ini seakan-akan dibiarkan begitu saja hingga kabut asap mulai mengganggu pengelihatan dan pernapasan para warga yang tinggal di daerah sekitar gunug bawakaraeng dan juga banyak menghambat aktivitas warga. Bahkan beberapa penerbangan di Bandara Intertational Sultan Hasanuddi harus mengalami delay karena hal ini.

Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpin Bonepos.com, kebakaran hutan di Gunung Bawakaraeng sendiri belum padam sejak Jumat 16 Oktober 2015 lalu. Adapun lokasi terparah terjadinya kebakaran di pegunungan itu yakni tepatnya di Kecamatan Bontolojong, Kabupaten Bantaeng.

Kepala Dinas Kehutanan Sulsel Sukri Mattinetta sebagimana dilansir Rakyatku, menyatakan bahwa kini ada 30 titik api yang terjadi di Sulawesi Selatan yang kini mencapai 138 hektar yang habis dilalap oleh si jago merah.

Para pencinta alam yang mendirikan pos-pos di sekitar daerah gunung Bawakaraeng hanya dapat memadamkan api dengan alat seadanya. Bahkan ada beberapa pos penjaga yang telah diselimuti oleh kabut asap.

Sebagaimana kita tahu bahwa, secara ekologis gunung ini memiliki posisi penting karena menjadi sumber penyimpan air untuk Kabupaten Gowa, Kota Makassar, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Sinjai. Fungsinya yang cukup penting, ternyata tidak sebanding dengan perlindungan dan penjagaannya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun