Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Dimensi Sebrang

5 Februari 2012   15:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:01 42 0
Aku berdiri,
menatap matanya di sebrang.
Melirik kelopak lentik,
mengatup indah tiap detik.

Dia berdiri didepanku,
menatap dalam keheningan.
Bagai melirik hantu dimensi sebrang.
Tiap hembus diteliti,
berusaha terawang isi hati.


Entah kuasa mata hilang,
dan hembusan nafas mulai menggumpal.
Dijadikan itu tetesan bening,
yang membisukan dia yang di sebrang.
Lirikannya bertanya, "ada apa?"

Dia mulai merintih,
dengan nafas berat, tertatih.
Mengapa mataku meniru?
Pedih tiba dalam sekatup lentik,
lalu langit berdegup kelabuan.


Entah kuasa diri hilang,
nafas usang, tersentak tetesan air.
Berlomba dengan rasa,
kewarasan mengalahkan diri.

Langit mengikuti situasi.
Menangis dengan hembusan awan suram.
Sempatnya matahari bersembunyi,
dengan aku yang duduk terdiam.

Aku hanya menatap dirinya
yang sedang duduk di cermin.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun