Sebelum manusia itu ada, ia sudah ada
Betapa kesepianya ia kala itu,
Mungkin juga kedinginan
Perwujudanya tidak terbersit oleh akal pikir manusia
Tidak tampak tapi ada
Ketika tertiup ke bumi, ia lah yang menarik udara dan yang menghembuskanya
Detak nadi itulah yang menjadi pertanda keberadaanya
Banyak sebutan untuknya
Ada yang menyebutnya ego, nafs, ke'aku'an, ke'diri'an, atau apalah,
Tapi rasa-rasanya bukan itu
Seperti jiwa, atau mungkin memang jiwa
Seperti ruh, atau mungkin memang ruh
Akhir-akhir ini aku sering memanggilnya suci
Karena ia bersih...
Dan ia juga cantik...
Ia juga anggun...
Seribu kali lebih anggun dari pacarku...
Ia juga seperti ratu...
Atau mungkin memang benar-benar ratu
Akh, sungguh disayangkan kenapa mahluq seindah ini harus di asingkan,
Di manusiakan, dibumikan, lalu dilangitkan
Dan kemudian kembali lagi ketempat semula
Ditempat yang sepi dan dingin.
Atau... barangkali ia sedang diuji?
Seperti halnya kejujuran yang harus di uji
Apakah kesucian pun juga harus di uji?