Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Pulang Kerumah yang Sama

13 Januari 2025   20:34 Diperbarui: 13 Januari 2025   20:34 22 0
Hawa dingin menusuk tulang. Rintik hujan yang tak kunjung reda sejak sore hari, kini berubah
menjadi gerimis yang menusuk kulit. Di dalam mobil, Arini memijat pelipisnya yang terasa
berdenyut. Matanya sendu menatap jalanan basah kuyup, pikirannya melayang jauh ke masa
lalu. Lima tahun pernikahan terasa begitu lama, bagaikan lima abad. Pernikahannya dengan
Damar, cinta pertamanya sejak sekolah dasar, kini berada di ujung tanduk. Kata-kata kasar
Damar tadi siang masih bergema di telinganya; "Kamu itu egois! Tidak pernah memikirkan aku!
Aku menyesal menikah denganmu!" Arini menghela napas panjang. Ia sadar ada yang tidak
beres dalam hubungan mereka, namun ia tidak dapat menemukan akar masalahnya. Ia hanya
ingin segera pulang, ke rumah yang dulu terasa hangat, namun kini terasa dingin seperti gua es.
Ia kembali menatap foto pernikahan mereka yang terpasang di dasbor mobil. Dalam foto itu,
mereka berdua terlihat begitu bahagia dan tanpa beban. Mengapa kini semuanya terasa begitu
jauh?
Arini menghentikan mobil di depan rumah mereka. Cahaya remang-remang memancar dari
dalam rumah, seakan-akan mencerminkan perasaannya saat ini. Dengan langkah berat, ia
membuka pintu. Damar duduk di sofa, membelakanginya. Di atas meja, berserakan gelas-gelas
bekas kopi dan asbak penuh puntung rokok. Arini berusaha menelan kepahitan yang memenuhi
hatinya.
"Damar?" panggil Arini lirih. Damar berbalik, matanya merah.
"Dari mana saja kamu?" jawab Damar dengan suara berat.
"Ada lembur sedikit di kantor." Arini berusaha tersenyum, tapi yang keluar hanya senyum getir.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun