Balon Gas Warna-warni
Balon-balon gas berwarna-warni itu menari riang, talinya dalam genggaman gadis kecilku, pada sebuah Sabtu sore yang kami lewatkan berdua dipasar malam. Aroma kacang rebus menguar di udara, dan gadis kecilku tertawa lebar, menandak-nandak mengarahkan telunjuknya pada komidi putar, pipinya tersaputcotton candyrasa strawberry.
*
Ingatan yang Buruk
Terkantuk-kantuk di beranda rumahnya, lelaki tua itu menikmati semilir angin sore. Ia membaca koran kemarin sambil menyeruput teh manis panas. Terdengar sayup gelak tawa ketiga cucunya dari dalam rumah, dan suara istrinya menimpali.
Di usianya yang ke-72, lelaki tua itu mensyukuri kesehatannya yang masih lumayan. Paling hanya keluhan prostat dan asam urat, sesekali. Diam-diam ia juga mensyukuri ingatannya yang buruk, sehingga banyak keperihan hidup yang ketelingsut, tersesat dalam labirin memorinya.
*
Ditinggal Nyambel
Gadis itu mengikik geli, mimik wajah belianya cemerlang dalam pantulan sinar dari layar laptop di depannya. Pacarnya baru saja menjawab kalimat chatnya setelah hampir 20 menit menghilang dari bilik chat yang tadinya berlangsung intens.
Maaf ya honey, tadi aku nyambel dulu, laper.. Â aku sambil makan dulu yach :) Â :*
Telah hampir satu tahun ia menjalin hubungan dengan pacar barunya, dan semakin hari semakin ‘sreg’ dan mantap untuk memikirkan perkembangan status mereka kearah yang lebih serius. Mereka saling mencintai, kedua keluarga sudah oke, dia sudah bekerja, pintar masak lagi...
Ah, manisnya cinta yang berbalas di usia muda...
***
soundtrack yg pas: 99 Red Balloons, Nena