Masyarakat perlu lebih faham perihal tanda awal DM yang ada dalam kesehariannya seperti sering timbulnya rasa haus, terlalu sering buang air kecil, mudah merasakan kelelahan, cepat dan mudah mengantuk, sering merasa lapar, sering kesemutan, berat badan cenderung melorot, keinginan berhubungan seks berkurang, sekujur badan terasa gatal-gatal, penglihatan menjadi kabur, dan penyembuhan luka yang lebih lama.
Para penderita DM memiliki kadar gula darah yang tinggi. Hal ini dapat menyebabkan penderita mengalami dehidrasi, yaitu karena banyak mengeluarkan air kencing. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan berat badan akibat jumlah kalori terus mengalami penurunan.
Adakah satu atau beberapa tanda yang sudah melekat dalam keseharian dan terasa dibadan ? Segeralah memeriksakan kadar gula darah. Bisa melalui pemeriksaan kadar gula darah puasa atau kadar gula darah sesaat (2 jam setelah makan).
Dengan cara pemeriksaan kadar gula darah, maka akan diketahui apakah seseorang termasuk normal, prediabetes atau memang sudah mengidap diabetes. Pengukuran kadar gula darah puasa yang menghasilkan angka kurang dari 100 mg/dl maka tergolong normal, artinya tidak terkena DM, pertahankanlah dengan gaya hidup dan pola makan yang sudah dilakukan. Jika capaian kadar gula darah 100 – 125 mg/dl, maka tergolong prediabetes, artinya sudah terkena lampu kuning. Sedangkan disebut mengidap diabetes jika kadar gula darah telah melampaui 125 mg/dl. Adapun melalui pengukuran kadar gula darah sesaat, jika capaiannya kurang dari 140 mg/dl maka dikatagorikan normal, antara 140 – 200 mg/dl termasuk prediabetes, dan jika melampaui 200 mg/dl sudah termasuk diabetes.
Sebenarnya DM memiliki dua tipe. DM Tipe 1 berkaitan dengan faktor keturunan atau warisan dari oran tua, hal ini berkaitan dengan gen. Pada DM Tipe 1 kelenjar pankreas mengalami kerusakan, sehingga tidak bisa lagi memproduksi insulin. Oleh sebab itu penderita Tipe 1 memerlukan suntik insulin (Insulin-Dependent Diabetes Mellitus atau IDDM). Untuk DM Tipe 2 muncul terutama karena gaya hidup tidak sehat, termasuk pola makan yang tidak baik.
Dalam hal ini penderita DM Tipe 2, pankreasnya mampu menghasilkan insulin dalam jumlah yang cukup, yaitu untuk mempertahankan kadar glukosa darah pada tingkat normal. Ternyata insulin tersebut tidak dapat bekerja optimal dalam membantu sel-sel tubuh untuk menyerap glukosa. Tak lain karena terganggu oleh komplikasi obesitas, seperti kadar lemak darah yang tinggi (kolesterol dan trigliserida). Sekitar 80 sampai 90 persen orang dengan obesitas ternyata mengalami DM Tipe 2.
Pada penderita DM Tipe 2 insulin tidak bekerja efektif dalam membantu penyerapan glukosa oleh sel-sel tubuh, dengaan demikian organ pankreas terus berusaha memproduksi insulin yang lebih banyak. Pankreas akan terus bekerja keras dalam menghasilkan insulin, sehingga kemampuannya makin menyusut. Kondisi yang demikian disebut resistensi insulin dan merupakan faktor resiko seseorang dapat mengalami DM Tipe 2.
Ya, cermati tanda-tanda awal DM baik Tipe 1 atau 2. Pencegahan dapat dilakukan sedini mungkin, hal seperti kelebihan berat badan bahkan obesitas yang berkaitan erat dengan DM, sebenarnya tidak perlu terjadi jika gaya hidup dan pola makan yang sehat diterapkan. (Atep Afia – MG 0113 – 023/ Sumber : Klikdokter.com, Olvista.com, Majalahkesehatan.com)