Setiap kata yang kutuliskan adalah lantunan dari hati yang tersembunyi, suara dari dalam hati yang jarang didengar. Aku mencintai dalam diam, menghibur tanpa pamrih, selalu menjadi teman yang siaga di saat kau kesepian, tapi selalu kau buang ketika keramaian datang kembali kepadamu.
Di dalam cerita ini, aku bukanlah pahlawan. Aku adalah pelengkap, seniman bayang-bayang yang karyanya tidak pernah dikenal. Aku berbagi canda, mengusap air mata, dan menyebarkan tawa, sambil menyimpan patah hati di balik topeng yang entah kapan sudah menjadi bagian dariku.
Aku tahu, di dunia ini, tidak semua cinta harus memiliki. Kadang, cinta terbesar adalah membiarkan orang yang kita cintai bahagia, meski itu berarti tanpa kita. Itulah pelajaran yang kuberikan melalui kata-kataku, sebuah ode untuk cinta yang tak pernah terucap.
Namun, di balik pena ini, aku juga manusia. Aku memiliki mimpi, harapan, dan rasa sakit. Aku menulis bukan hanya untuk mengungkapkan perasaan, tapi juga untuk menyembuhkan luka di dalam hati. Aku percaya, suatu hari nanti, akan ada seseorang yang membaca baris-baris ini dan melihatku lebih dari sekadar Badut Hati.
Sampai saat itu tiba, aku akan terus menulis, terus mencintai dari kejauhan, menjadi teman yang setia, walau hanya dari bayang-bayang. Aku adalah Badut Hati, penulis cinta yang tak pernah berakhir, pelukis perasaan yang tak pernah pudar.