Di tengah gemuruh perdebatan mengenai peran agama dalam membentuk moralitas masyarakat, sebuah ironi muncul ketika negara yang dikenal sangat religius justru menghadapi tingkat korupsi yang tinggi. Fenomena ini memicu pertanyaan mendalam: bagaimana mungkin ajaran agama yang mengutamakan kejujuran, integritas, dan keadilan dapat bersanding dengan praktik korupsi yang merusak? Artikel ini akan menggali fenomena tersebut, membahas akar penyebabnya, serta menawarkan solusi untuk memutus mata rantai korupsi di negara-negara yang dikenal agamis.
KEMBALI KE ARTIKEL