Demi menjaga ruang digital tetap kondusif, Ketua LDII Kota Kediri, H.Agung Riyanto juga pegawai Telkom Kediri meminta masyarakat untuk tetap waspada dan melindungi data pribadi mereka, tidak memberitahukan informasi yang bisa memberi akses pada akun seperti password dan PIN, termasuk kepada pegawai Bank sekalipun.
"Jika sebelumnya penjahat siber mengaku sebagai pejabat bank maka kali ini mereka memalsukan diri sebagai aplikasi pelacakan paket kurir. Modus ini berbahaya, karena pelaku bisa mengambil data dan informasi pribadi korbannya yang digunakan mulai dari untuk mencuri semua uang di rekening, mengambil alih akun hingga menyalahgunakan data pribadi untuk kejahatan," ungkapnya, Kamis (8/12).
Ia menjelaskan bahwa data pribadi yang berusaha dicuri oleh pelaku adalah user name aplikasi, password, PIN, MPIN, kode One Time Password (OTP), dan nomor kartu ATM atau kartu kredit atau debit. Selain itu mereka juga akan meminta informasi seperti nomor CVV/CVC dari kartu kredit atau debit dan nama ibu kandung.
"Ada 4 modus yang sering kita temui, yaitu info perubahan tarif transfer Bank, tawaran jadi nasabah prioritas, akun medsos palsu, dan tawaran jadi agen laku pandai. maka masyarakat supaya lebih berhati - hati dengan modus - modus penipuan soceng yang caranya berbeda - beda," ujarnya.
"Soceng hari ini perlu diwaspadai oleh masyarakat, karena modusnya banyak sekali dan bahkan sudah sangat merugikan masyarakat melebihi investasi bodong. Soceng sendiri digunakan untuk mengelabui atau manipulasi korban. Dengan begitu pelaku kejahatan bisa mendapatkan informasi data pribadi atau akses yang diinginkan" imbuhnya.
Bagian Teknologi Informasi dan Aplikasi Telematika (TIAT) LDII Kota Kediri, Nurul Huda menambahkan bahwa Ada juga modus soceng yang merugikan masyarakat tidak disadari, sedikit-sedikit mereka ambil uangnya dari rekening setelah mereka mendapatkan kode keamanan, lalu baru menyadarinya setelah uang sudah banyak habis terkuras.
"Karena itulah untuk menghindari soceng ada beberapa tips, diantaranya mewaspadai penipu yang mengaku petugas bank, periksa keaslian petugas bank yang menghubungi kita, jangan posting data pribadi di media sosial, aktifkan two-factor authentification, aktifkan notifikasi transaksi rekening dan cek histori secara berkala," katanya.