Kegiatan yang diselenggarakan di Aula DPD LDII Bangkalan ini diikuti sekitar 100 peserta. Dalam kegiatan tersebut menghadirkan 3 (tiga orang) narasumber yaitu Dra. Ismi Mudji Lestari, Nurlita Safitri, SKM, dan Sih Retno Widiyati, SKM.
Saat ini banyak remaja merasa risau karena sudah timbul keinginan untuk menikah, tetapi jodoh belum kunjung datang. Ismi Mudji Lestari mengatakan, ini bisa jadi merupakan bukti kecintaan Allah kepada para hamba-Nya yang dinilai belum mempunyai cukup bekal untuk menjalani mahligai pernikahan. Oleh karena itu, upaya terbaik yang bisa dilakukan oleh seorang hamba Allah ialah terus berusaha memantaskan diri.
Ismi mengungkapkan sebelum pernikahan selain persiapan fisik dan ekonomi, juga diperlukan adanya persiapan mental sebelum berlanjut ke jenjang pernikahan.
Dalam sesi pertama, Ia menyampaikan lima tahapan yang bisa dilakukan untuk persiapan mental menuju pernikahan. "Yang pertama harus dilakukan adalah niat untuk menikah. Prinsipnya Allah sangat sayang pada kita. Allah ingin kita mendapat yang terbaik untuk diri kita. Maka harus ada niat yang tulus dan matang, sehingga dalam menentukan langkah ke depan dengan pasangan bisa lebih mudah", ujarnya.
Menurutnya, selain niat, ta'aruf juga perlu dibangun dengan baik, sebab bisa menghadirkan pihak ketiga dalam mewujudkan interaksi antara dua orang dengan tujuan baik tanpa ada nilai dosa. Setelah itu ada tahapan lainnya, yaitu tawakkal kepada Allah, membangun komunikasi, dan memahami hak dan kewajiban.
Sesi kedua diisi oleh Nurlita Safitri. Ia memaparkan pentingnya pemeriksaan kesehatan dalam masa pra nikah. Pemeriksaan kesehatan pra nikah memang belum umum dilakukan, namun pemeriksaan ini merupakan salah satu prosedur menjelang pernikahan yang sangat dianjurkan oleh pakar kesehatan. "Cek pra nikah ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan  pasangan yang akan menikah. Hasilnya bisa diketahui kondisinya bila ada potensi penyakit, karena jauh-jauh hari bisa disembuhkan", paparnya.
Nurlita juga menjelaskan manfaat lain yang bisa diperoleh dari pemeriksaan kesehatan adalah bisa memperoleh kesehatan mental, sebab sudah mengetahui benar kondisi kesehatan calon pasangan hidupnya.
Lebih lanjut, ia mengingatkan cek kesehatan di masa pra nikah, idealnya dilakukan 3 sampai 6 bulan sebelum pernikahan. "Tujuannya agar tersedia waktu yang cukup untuk mengambil tindakan pencegahan dan pengobatan. Namun ini bersifat fleksibel, artinya pemeriksaan kesehatan tersebut dapat dilakukan kapanpun selama pernikahan belum berlangsung", kata Nurlita, yang juga berprofesi sebagai tenaga kesehatan di Puskesmas Blega tersebut.
Sesi selanjutnya diisi oleh Sih Retno Widiyati. Dalam slide materinya, ia menjelaskan bahwa menyempurnakan agama dengan cara menikah akan membuka pintu rezeki yang datang entah dari mana asalnya.
"Dalam beribadah, termasuk menikah, maka niatkan untuk mendapatkan keridhoan dari Allah, jika Allah sudah ridho dengan kita, rezeki pun senantiasa mengalir dan memberkahi keluarga", ujar Retno.
Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan tersebut juga memaparkan beberapa alasan mengapa menikah dapat membuka pintu-pintu rezeki.
"Pertama, bisa memperluas silaturahim.
Dua keluarga besar menjadi satu dengan pernikahan, ini bukti nyata bahwa dengan menikah itu mampu memperluas silaturahim. Bukankah silaturahim sendiri juga dapat menambah rezeki. Kedua, motivasi lebih dalam berkarya. Artinya memiliki pasangan hidup, itu berarti ada tanggung jawab yang muncul. Sedikit banyak hal tersebut dapat menjadi motivasi untuk berkarya, bekerja lebih semangat lagi."paparnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan faktor selanjutnya ialah bisa lebih irit. Hidup sendiri terkadang membuat seseorang menjadi boros. Itu karena tak ada yang mengingatkan kita ketika menghambur-hamburkan uang untuk keperluan tertentu.
"Dengan menikah, disadari atau tidak, pasangan kita akan membantu menghemat uang yang ada. Lalu yang terakhir hidup berdua lebih baik daripada sendiri. Contoh dalam beribadah, shalat berjamaah itu lebih baik ketimbang sendirian. Selain soal pahala yang dijanjikan, ini juga menyiratkan soal kebersamaan kita dalam melakukan ibadah kepadanya. Maka begitu menikah, akan menjadikan hidup kita lebih baik. Allah akan mengaruniakan rezeki untuk dua pribadi yang berbeda", imbuhnya.
Sebelumnya, kegiatan ini diawali pembukaan oleh Ketua Kelompok Kerja (Pokja) PPG LDII Bangkalan Eko Galih, dilanjutkan sambutan kedua oleh Dewan Penasihat DPD LDII Bangkalan H. Sunyoto.
Eko Galih mengatakan bahwa kegiatan seminar ini disisipkan materi tentang kesiapan berumah tangga bagi pemuda-pemudi LDII usia pra nikah.
"Harapannya melalui seminar ini bisa memberikan gambaran kepada peserta bahwa ada nilai ibadah dalam menikah, maka harus ada persiapan diri maupun mental. Semoga ilmu yang disampaikan bisa diserap dan jadi bekal persiapan sebelum menikah", kata Eko.
Acara berlangsung penuh semangat, para narasumber memberikan materi yang menarik. Peserta juga antusias dan silih berganti mengajukan pertanyaan pada sesi tanya jawab.
Respon dari peserta sangat antusias terbukti dari kuisioner diperoleh 85% peserta memberikan kesan sangat bagus pada acara ini. Diakhir acara panitia menyediakan beberapa hadiah menarik yang dibagikan. Hadiah diberikan kepada peserta yang bisa memberi pertanyaan kepada narasumber.