Studi yang dilakukan oleh MckKinsey Global Institute pada 2020 mengidentifikasi beberapa keterampilan yang paling dibutuhkan di pasar kerja Indonesia, antara lain kemampuan digital, berpikir kritis, pemecahan masalah, komunikasi, serta kepemimpinan dan manajemen. Sayangnya, banyak lulusan pendidikan di Indonesia yang masih belum memenuhi kompetensi  secara memadai.
Menurut Menteri Tenaga Kerja, Ida Fauziyah, kesenjangan keterampilan ini terjadi karena kurangnya sinergi antara dunia pendidikan dan dunia industri dalam merancang kurikulum serta program-program peningkatan kompetensi. Selain itu, investasi yang minim dalam pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia juga menjadi faktor penyebab.
Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan upaya-upaya strategis dari berbagai pemangku kepentingan. Pemerintah, melalui Kementerian Tenaga Kerja dan Kementerian Pendidikan, perlu mendorong kolaborasi yang lebih kuat antara perguruan tinggi, lembaga pelatihan, dan sektor swasta. Tujuannya adalah merancang kurikulum serta program-program peningkatan kompetensi yang benar-benar selaras dengan kebutuhan pasar kerja.
Selain itu, investasi yang memadai dalam pengembangan sumber daya manusia juga menjadi kunci. Pemerintah dapat mendorong perluasan program magang dan pelatihan berbasis kompetensi untuk membekali tenaga kerja dengan keterampilan yang dibutuhkan industri. Inisiatif untuk memperluas lapangan kerja, baik di sektor formal maupun informal, juga penting dilakukan agar dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja.
Kolaborasi yang erat antara pemerintah, dunia pendidikan, dan sektor swasta dalam merancang masa depan ketenagakerjaan yang lebih baik diharapkan dapat mengurangi kesenjangan antara keterampilan tenaga kerja dan ketersediaan lapangan kerja. Upaya ini tidak hanya akan menurunkan angka pengangguran, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan daya saing Indonesia di pasar global.