Walau hanya sebuah usul, saya rasa para anggota Dewan harus memikirkannnya terlebih dahulu. Karena walau hanya sebuah usulan, itu tetaplah memiliki arti dan memicu reaksi. Buktinya Bu Linda pun merespon usulan tersebut, termasuk saya yang membaca beritanya. Apa anggota dewan yang katanya terhormat itu tidak berfikir bagaimana bila usulannya itu diterima. Apa kalau ternyata tidak lulus tes keperawanan sudah bisa dipastikan para remaja ini tidak bisa sekolah?? Ada berapa banyak remaja perempuan yang tidak bisa melanjutkan jenjang SLTP, SMA, dan Perguruan Tinggi karena dia tidak perawan?? Padahal kalau ditelaah, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan keperawanan seorang perempuan hilang. Kecelakaan Olahraga, kecelakaan lalu lintas, cek kesehatan ( kanker ) dan banyak lagi. Jadi bukan hanya karena hubungan seks semata.
Mau jadi apa para remaja ini?? mau hidup dari mana?? apa ada lapangan kerja yang mau menerima lulusan SD dan SMP?? apa ini gak sama artinya dengan pembodohan perempuan?? lalu lari kemana mereka nantinya?? Prostitusi?? perdagangan perempuan?? TKW?? PRT?? apa hanya itu saja takdir pekerjaan dan hidup perempuan Indonesia?? siapa yang bertanggungjawab atas hidup mereka yang tak bisa mulia itu?? Apakah anggota Dewan yang katanya terhormat itu?? jawabnya "tidak ada yang bertanggungjawab". Mungkin akan banyak GG.Dolly di Indonesia, tidak hanya di Surabaya saja. Gg.Dolly saja selalu menjadi pertanyaan besar bagi warga Surabaya, sudah berapa pejabat pemerintah berganti tapi toh tetap tak mampu memberikan solusi yang jitu selain dari pengurangan jumlah penghuni Gg.Dolly yang ternyata masih saja tetap banyak.
Semakin banyak perempuan yang berkecimpung dalam dunia prostitusi maka semakin meluas pula penyebaran virus HIV, semakin bertambah juga jumlah penderita AIDS, serta semakin marak pula penyakit-penyakit lainnya. Apa itu semua dipikirkan oleh si Anggota Dewan yang mengusulkan itu?? Tidak layak rasanya hal semacam ini dilontarkan dari seseorang yang katanya wakil rakyat dan terhormat. Semoga para Anggota Dewan kita lebih berhati - hati lagi dalam menyampaikan usulannya, dipikir dulu baru disampaikan.
Seperti kata Bu Linda, sudah menjadi tugas para remaja itu untuk menjaga keperawanannya. Dan sudah menjadi tugas kita bersama sebagai orang tua, guru dan keluarga untuk mengawasi, mendidik, dan memberikan bimbingan dan pendidikan seks kepada para remaja perempuan dan pria kita. Beri tahu mereka dampak negatif dari hubungan seks bebas agar mereka mengerti betul apa dampaknya. Saya rasa itu jauh lebih bijak. Memberikan pendidikan seks lebih bijak dan lebih efektif ketimbang mengadakan tes keperawanan sebagai syarat masuk SLTP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Toh, kita juga tidak mau kan bila anak cucu kita lahir dari perempuan yang bodoh?? perempuan yang tak berpendidikan?? Tentunya Anda para Ayah juga ingin melihat anak perempuan dan cucu perempuan Anda memiliki karir yang bagus atau perusahaan sendiri mungkin?? Semoga ini bisa menjadi bahan masukan.