Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

2019, Catatan

7 Januari 2020   13:32 Diperbarui: 7 Januari 2020   13:33 15 0

Waktu adalah wadah yangselalu menghidangkan peluang Perubahan dan Kehidupan diramu bersama oleh kebebasanmanusia. Dalam batas-batas tertentu kebebasan manusia kadang sangatberkuasa. Dia dapat mengatur jalannya perubahan, mungkin menunda, mungkinmempercepat tetapi tidak mungkin meniadakannya. Kebebasan manusia sebenarnyadiberi kekuasaan dan kemampuan untuk menata Kehidupan. Namun seringkalikebebasan itu merusak tatanan kehidupan. Maka boleh dikatakan Perubahan danKehidupan membutuhkan suatu perlindungan terhadap ancaman dari Kehendak bebasmanusia. Disanalah perubahan dan kehidupan dalam proses dan jalannya waktubisa sedikit bebas dari pengaruh Kebebasan Kehendak Manusia, oleh hukumperubahan dan kehidupan itu sendiri. 

Segala sesuatu akan mengalami perubahan. Setiapperubahan mempunyai hukumnya sendiri. Dan hanya waktu yang menjadi saksi danharus mendampingi Perubahan. Soalnya adalah mau bertumbuh berkembang ataumenjadi layu. Semua perubahan itu mirakel yang pantas direnungkan, tetapimirakel itu segera saja mengalir menggantikan yang baru saja berjalan. Sebab Berubahitu hidup, dan hidup itu berubah bukan untuk mati. Mati itu tidak hidup. Kalaukita tidak berubah, kita tidak bertumbuh. Kalau kita tidak tumbuh  kita tidak benar benar hidup.

Kehidupan tidak selali sejalan dengan logika, tidak mengambilpola yang selalu logis, namun demikian terjadi saja penuh rentangan keindahanyang harus ditangkap sebelum terbang tak tahu akan singgah kembali atau tidak.Kehidupan selalu bertemu dengan kesempatan dan peluang yang diberikan olehwaktu. Itulah Momentum, yangadalah saat tertentu saja, mungkin detik tertentu dimana manusia disadarkandiberi kesempatan, untuk secepatnya melihat memikirkan dan mengambil sikapuntuk pengembangan dirinya pada saat itu. Itulah momentum yang akan menjawabpertanyaan diatas: "berubah untuk tumbuh berkembang atau menjadi layu?". SimphoniPerubahan dan Kehidupan sangat sering terganggu oleh Kebebasan Manusia itusendiri, yang banyak kali mau se-enak-nya sendiri merusak keseimbangan.

Perubahan besar (Revolusi) budaya pernah terjadi di saatditemukannya mesin adalah perubahan budaya oleh teknologi. Sementara Kemajuanteknologi komunikasi di Indonesia saat ini akan disambut oleh pengembangan visidan misi Kabinet Indonesia Maju dalam pelaksanaan mekanisme pemerintahan.  

Kebudayaan bisa berarti segala suatu karya dan buahkarya manusia dalam  potensi / dayakreatif manusia dalam martabat kemanusiaan yang berakal budi dan menerimalimpahan dari Allah sebagai Sumber Daya Penciptaan. Kebudayaan itu suatu upayauntuk menyempurnakan ciptaanNya dalam kerangka multi dimensional. Dan dalam kebudayaan itu selalu diperlukan kritikdikarenakan keterbatasan ragawi dalam mengikuti dinamika jiwa yang rohani.

Kehadiran kebudayaan justru saatnya dibutuhkan untukmenunjang semangat keimanan dalam menyehatkan perilaku yang semakin mengabaikannilai-nilai etika, budaya sopan santun. Sayangnya Keimananpun tinggal kulit ritual atau dimanfaatkan untuksarana berpolitik dan kebudayaan yang semula kreatip semakin dimiskinkan..

Kesan terhadap kebudayaan ditengah kekalutan dankeresahan politis di Indonesia membuat kita semakin tidak paham untuk dapatmenemukan kesejatian dan wajahkemanusiaan kita sendiri. Cermin dan citra untuk keteladanan dari figure-figuretokoh budaya bangsa yang signifikan sebenarnya cukup ada tetapi mata kita rabundan tidak menghargainya.. Sebaliknya orang cenderung melihat Kebudayaan hanya sebatas sebagai : mitos,adat dan kesenian. Itupun hanya dilirik dari hal-hal yang praktis nyataterrasa berguna seketika. Kebudayaan anggapan umumnya adalah peradaban dankemajuan dibidang entertaintment atau hiburan saja.  Sebab yang namanya keberhasilan adalah apayang praktis, dan mampu mencapai kenikmatan. Kebudayaan kreatif sebagai upaya, kerja, dan usaha menusia yang beradabitu omong kosong, bila tidak menguntungkan untuk kekayaan dan kekuasaandiri. Maka Tuna-budaya dalam politik ditandaioleh korupsi dan budaya korup, praktek perpolitikan saling menjatuhkan, diIndonesia Pancasila semakin tidak dikenal dalam keseharian. Sebuah survey PNSmenunjukkan tingginya prosentase pns yang tidak "tahu-mau" Pancasila.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun