Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Cemburu Itu Madu....di Hatimu.... atau...

23 Mei 2012   02:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:57 302 5
Suatu ketika ...

Seperti apa cemburu yang seperti madu.? Yang manis lah. Itu berlaku untuk pemanis dan tambah jossnya buat jamu kuat penegak tugu pahlawan.... atau monas. Buat makanan bagaikan penyedap, yang boleh kita saksikan kecemburuan disinetron dewasa itu. Cabai pedas "cemburu" di cerpen-cerpen fiksiana atau majalah-majalah ibukota.

Dalam cerita keluarga terjadi antara suami isteri dan tidak perlu dikatakan mereka sama-sama tahu bahwa ada pihak ketiga. Eloknya setiap suami/isteri bertanya kepada pasangannya : Cemburu nii ? Tentu jawabnya : Tidaaaak. Cemburu apa ... ? Mengapa demikian ? Sebab dalam adegan adegan itu sebenarnya selain melibatkan pihak ketiga disitu ada yang seperti malu disebut: ada cintaaa.

Suatu ketika, disekitar tahun 1976, usahaku sedang mekar dan maju. Dari sekitar 20 tenaga yang terlibat disana lima orang gadis ditempatkan di kantor dan 3 tenaga perempuan di lapangan. Selebihnya tiga orang pemuda didalam kantor, dan bapak muda yang penuh semangat diluar kantor. Dinamika muda dan semangat persaingan antar mereka kuat dan kami yang lebih dewasa cukup sulit juga mendampingi untuk semangat kerjasama dalam kedamaian. Ada sekilas sentiment saling menjatuhkan, ada sekilas sentiment saling cemburu. Bisa cemburu social iri dengan kedekatan yang satu terhadap yang lain ada pula warna cemburu berwarna birunya cinta, kedekatan hati yang satu terhadap yang lain. Susahnya lagi dilibatkan pimpinan mereka juga, dijadikan sasaran sentiment kecemburuan. Ekornya issue dan intrikpun terjadi. Diantara kami ada 4 orang yang telah berkeluarga. Issue percintaan terlontar kerumah teman yang sudah berkeluarga.

Anda dapat membayangkan apabila situasi kantor/instasi dibawa ke rumah tangga, siapapun itu: karyawan lebih lagi pimpinan. Isteri-isteri dirumah ikut ambil bagian dalam evaluasi dan mengajukan usul kebijakan instansi/perusahaan. Sudah jelas dikantor ada carut marut dibumbui pendapat, perasaan dan percintaan disemua lini.

Siapa pimpinan perusahaan itu, yeaah penulis ini. Ada kasus kecemburuan? Ialah, jelas. Issuenya Direktur main cinta dengan karyawatinya. Isteri Direktu pasti murkalah. Pertanyaanya :

== Kau cemburu ya sama anak2 itu?

== Tidaaaak. Saya tidak cemburu. Tetapi kuatir Rusak namamu nanti.

(benar kan tuduhan cemburu pasti disanggah, dan dengan alasan yang lebih rasional tapi entah dalam hatinya.)

Solusi,solusi, solusinya bagaimana ?

Kami sepakat dengan pendekatan ini: berdua menghadap seorang yang disepakati akan memberi saran masukan. Isteri memilih orang yang punya wibawa terhadap suaminya, agar menasehatinya. Dan suami berperhitungan isteri akan percaya dan dapat menggambrkan realita yang terjadi. Ketemu pada diri seorang yang sama yaitu Presdir perusahaan. Selesai.

Suatu ketika, disekitar tahun 1980. Sore hari penulis pulang membawa teman rekan bisnis, mas Didik. Kami dari keliling wilayah kerja. Kumal. Kusut, kendati rasanya ada kepuasan kerja. Tetapi ada yang terjadi sesampai dirumah. Dengan sigap dan nampak penuh kegembiraan isteri keluarkan secangkir kopi dan kue untuk rekan kerja suaminya. Untuk suami mana...? Sebentar dikiranya pulang sendirian...

Setelah makan malam, karena suami nampak kurang selera makan karena lelah, ada pertanyaan keluar dari isteri tercinta :

== Marah ? Cemburu ya sama Mas Didik ?

== Tidaaaak. Saya capai.

(benar juga, spontan menolak tetapi memang kendati si suami yakin akan cintanya isteri, cuma ada juga rasa tidak nyaman tentang sore itu tadi.... Suami isteri yang sudah lebih matang, jam terbangnya lebih banyak, tidak perlu mengulangi cara penyelesaian 4 - 5 tahun sebelumnya. Malu dong.)

Analisa

Seperti nampak dalam adegan ini minimal cemburu itu :


  1. Terkait dengan cinta, kedekatan, perhatian.
  2. Awal dari rasa tersaingi...
  3. Hawanya panas, energinya dari emosi, cenderung kurang rasional.
  4. Terlibat tiga persona tiga pihak,
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun