1. Neorealisme
Perspektif neorealisme menekankan peran sistem internasional dalam mempengaruhi perilaku negara. Dalam konteks ini, konflik Israel-Palestina dapat dilihat sebagai hasil dari persaingan kepentingan besar di Timur Tengah, seperti peran Amerika Serikat dan Rusia. Tensi terbaru mungkin mencerminkan upaya negara-negara besar untuk memperluas pengaruh mereka di wilayah tersebut.
2. Realisme Defensif
Dalam kerangka realisme defensif, negara-negara bertindak untuk melindungi keamanan dan pelestarian mereka. Israel mungkin melihat tindakannya sebagai upaya untuk menjaga keamanan nasionalnya, sementara Palestina berjuang untuk mencapai keadilan dan hak-hak dasar mereka. Dalam konteks ini, konflik tersebut dapat dimaknai sebagai wujud upaya negara-negara ini untuk mempertahankan eksistensi mereka.
3. Realisme Ofensif
Realisme ofensif menekankan ambisi dan keinginan negara untuk meningkatkan kekuatan dan pengaruh mereka. Dalam konflik Israel-Palestina, bisa jadi ada elemen upaya untuk mencapai tujuan strategis, seperti pengendalian sumber daya atau ekspansi wilayah. Perspektif ini menggarisbawahi peran agresi dan rivalitas dalam konflik tersebut.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah konflik Israel-Palestina pada bulan Oktober 2023 tetap kompleks dan multifaset. Melalui perspektif neorealisme, realisme defensif, dan realisme ofensif, kita dapat melihat berbagai faktor yang mempengaruhi konflik ini, mulai dari dinamika sistem internasional hingga kepentingan pertahanan dan ambisi negara-negara yang terlibat. Memahami perspektif ini penting untuk menganalisis dan merencanakan upaya perdamaian di masa depan.