Dia duduk ditepian jalan itu, matanya melirik ke kanan, kiri, depan, belakang. Menyadari hanya dirinya yang datang sendiri. “seharusnya aku juga seperti mereka”. Dia masih duduk di sana, pandangannya hampa. Dia seolah mengamati ilang-ilang diseberang sana, namun kenyataanya tidak. Dia menoleh ke jalan setapak itu, melirik jam mungil di tangan kirinya. Sejam sudah dia berdiam diri di sana, kelihatan hanya mengamati ilang-ilang itu.