Aku selalu mengamatimu dari tempat ini. Melihatmu kemanapun kaki itu membawamu pergi. Di kursi tua itu tempat disaat aku dan kamu masih bersama dulu, menjadi saksi bisu atas setiap janji-janji yang diikrarkan. Kini hanya kau yang mengisi kursi itu di sana. Kau menundukan wajahmu. Tersenyum atau bersedihkah kau dibalik sana? Rambutmu menutupi pandanganku tuk melihat wajahmu dibalik geraian rambut itu. Perlahan kau mengangkat wajahmu, pandanganmu lurus ke depan sana. Apa yang begitu kau amati disana, sayang?