Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Konvergensi Media Jurnalisme Online Munculkan Citizen Journalism

11 April 2013   23:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:21 613 1

Meskipun cara penyampaian berbeda antara media konvensional dan media cyber seperti internet ini, namun dari segi prinsipnya kedua media ini tetap sama. Walaupun media internet yang lebih dikenal dengan jurnalisme online ini menonjolkan kecepatan, sedangkan media konvensional lebih mementingkan kedalaman, keakuratan dan kelengkapan informasi. Namun kedua tetap sama-sama tetap harus ada verifikasi untuk menghasilkan berita yang berkualitas.

Jurnalisme online secara gamblang memang memberikan banyak kemudahan dan keuntungan untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakat.  Namun munculnya dunia cyber ini juga berimbas pada kepentingan bisnis para pemilik media besar untuk memperluas jangkauan pasarnya. Awalnya hanya media konvensional seperti telivisi ataupun media cetak, kini para pemilik media mencaba inovasi baru dengan memunculkan media internet. Penggabungan dari media ini yang memunculkan istilah konvergensi media.

Keberhasilan perusahaan media akan ditentukan oleh proses yang menyangkut tiga hal yaitu proses integrasi, diversifikasi dan internasionalisasi. Dari ketiga hal tersebut, diversifikasi adalah langkah yang paling diunggulkan sekarang ini oleh perusahaan media. Diversifikasi yakni penyatuan medium-medium komunikasi dalam satu perusahaan dengan maksud proses konsolidasi dari bemacam-macam perusahaan dalam medium yang berbeda untuk memperkecil efek dan resesi sektor-sektor tertentu.                                            (http://41809012.blog.unikom.ac.id/konvergensi-media.5zv).  Hal  ini biasanya dipakai dalam perkembangan teknologi digital, integrasi teks, angka, gambar, video, dan suara. Hal ini ditunjukkan dengan kemunculannya beberapa media online seperti viva.co.id , antara.co.id, detik.com, metrotvnews.com,tempo.co, dan masih banyak lagi.

Konvergensi media ini juga dapat merubah pola hidup manusia dan industri media sendiri. Konvergensi media memadukan ciri-ciri komunikasi antarpribadi dengan komunikasi massa yang terjadi dalam satu media. Hal tersebut melenyapkan definisi ciri komunikasi massa yang harus dilakukan secara masif.  Dalam mengakses media internet memang terlihat seperti berkomunikasi sendiri, namun kenyataannya komunikasi tetap berjalan dua arah.

Media baru ini memang menawarkan kemudahan bagi penikmatnya. Hanya dengan gadget atau handphone masing-masing dapat mengakses atau pun berbagi informasi dari seluruh penjuru dunia. Bisa dikatakan hal itu dapat memberikan dampak positif masyarakat.

Adanya kemajuan teknologi ini mengakibatkan seolah dunia menjadi semakin sempit. Semua hal atau persoalan  yang ingin diketahui oleh masyarakat seperti ekonomi, politik, budaya maupun sosial dapat diketahui dengan mudah dan cepat.Bahkan informasi yang di dapat tidak lagi hanya dari seorang jurnalis saja. Namun semua lapisan masyarakat seakan menjadi jurnalis yang menyebarkan dan menganalisis informasi yang diberikan. Jelas semua orang dapat berpartisipasi aktif untuk memberikan informasi, hal inilah yang sering di sebut citizen journalism. Seakan dengan adanya konvergensi media ini memberikan peluang besar untuk masyarakat awam berbagi informasi.

Memang dengan kemunculan citizen journalism ini memperkuat adanya demokatrisasi, masyarakat bebas berekspresi dan berpendapat tentang apapun di media massa. Hal ini yang menjadi tren sekarang ini. Tren untuk menyebarkan informasi secara bebas sekarang ini tidak lagi dapat dihentikan secara mudah. Bermunculan berbagai situs penyedia layanan menawarkan kemudahan dalam menulis informasi yang kemudian dapat disebar luaskan pada masyarakat luas, baik itu dalam berupa opini atau fakta.

Namun ternyata kebebabasan berpendapat itu tidak selalu menghasilkan efek yang positif, terkadang dapat memunculkan efek yang negatif. Dengan adanya kebebasan itu justru  tidak digunakan sebagaimana mestinya. Masalahnya dengan adanya blog pribadi tidak menutup kemungkinan berita atau informasi yang disampaikan adalah berita negatif yang mengandung unsur SARA. Hanya dengan sekali klik, banyak user yang menggunkan celah ini untuk membuat berita yang tidak jelas atau tidak benar yang dapat membohongi pembaca.Namun hal tersebut juga dikembalikan pada diri masing-masing individu.

Hadirnya jurnalisme baru ini memunculkan perdebatan dari berbagai kalangan. Pro kontra skeptisme muncul dari para jurnalis profesional yang mempertanyakan keprofesionalisme warga dalam melaporkan berita. Namun di satu sisi tidak sedikit para pengamat media maupun pemilik media mendukung dengan munculnya citizen journalism. Muncul persepsi keliru di kalangan pengelola dan jurnalis bahwa jurnalisme online bukanlah jurnalisme serius,trafficsebagai pencapaian utama dipandu berita sensasional, dan kualitas dan kredibilitas beritaonlinelebih rendah dari jurnalismecetak (tempo.co). Namun banyak juga yang mengatakan bahwa dengan adanya citizen ini justru dapat memberikan keuntungan baik dari perolehan fakta maupun bisnis.

Persepsi negatif juga muncul dalam thesis yang dibuat oleh mahasiswa Master Art in Journalish Ateneo de Manila University, Moch. Nunung Kurniawan tahun 2006, beberapa praktisi media di Indonesi masih menjaga jarak dengan online media. Ada pendapat bahwa wartawan profesionallah yang melakukan tugas jurnalistik karena sudah dibekali dengan kemampuan peliputan yang mumpuni dan dibimbing dengan kode etik. Mereka beranggapan bahwa jurnalisme warga tidak memperhatikan kaidah jurnalistik yang ada dalam membuat  sebuah berita.

Namun  sejak tahun 2002-an, citizen telah berkembang pesat dan mencoba mencari eksistensi di tengah atmosfer media tradisional. Kemunculan internet atau media online citizen mampu menyebarkan informasi dalam bentuk teks, audio, video, foto, maupun komentar dan analisis dengan begitu mudahnya. Bahkan tidak menutup kemungkinan citizen juga mampu untuk menjalankan fungsi pers sebagai wathcdog terhadap informasi yang diberitakan.

Justru hal inilah yang dimanfaatkan oleh pemilik media, dengan kemunculannya berbagai situs berita versi online dapat melahirkan citizen journalism yang dapat membantu bahkan memberikan keuntungan bagi pemilik media. Situs berita online akan membantu mainstream media untuk mengintegrasikan isi informasi mereka dengan informasi yang dibuat warga. Fakta yang didapat oleh jurnalis dapat dikuatkan dengan fakta yang diberitakan oleh warga.

Citizen juga akan mendorong transparasi yang semakin terbuka dalam pelaporan berita. Hal ini menyebabkan para jurnalis profesional mau tidak mau harus memiliki blog untuk mencari feedback informasi yang berasal dari warga. Sehinga kedekatan komunikasi antara jurnalis dan warga dapat berjalan harmonis dan saling melengkapi dan saling membutuhkan.

Hadirnya jurnalisme baru yakni jurnalisme online  yang menjadi pelopor akan perkembangan citizen journalism bisa dikatakan membuat maintream media atau media konvensional menjadi khawatir akan eksistensinya. Alasan ini yang membuat banyaknya media-media berita versi online yang disuguhkan oleh beberapa media. Mau tidak mau, kini media konvensional harus mengikuti perkembangan jaman dengan membuat chanel online agar tidak tergerus oleh jaman dan tetap terjaga eksistensinya.

Referensi:

Kurniawan Moch, Kurniawan. 2006. Jurnalisme Warga: Prospek dan Tantangannya. Sosial Humoniora.Vol. 11. No. 2, Halaman 71-78 Diterbitkan di Jurnal FORUM FISIP Undip

Modul Kuliah Jurnalisme Online,Kompilasi oleh Yohanes Widodo S.Sos, M.Sc , Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Dewi Imar Savitri.2012. Konvergensi Media di Indonesia dalam http://41809012.blog.unikom.ac.id/konvergensi-media.5zv di akses 10 April 2013 pukul 21.21

http://www.tempo.co/read/news/2013/03/12/173466520/Jurnalisme-Online-Sering-Dinilai-Tak-Serius di akses 10 April 2013 pukul 21.30

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun