[caption id="" align="alignnone" width="600" caption="Tim Komunikasi Presiden – sumber foto: Istimewa"][/caption] Setelah beberapa kali melakukan blunder dalam komunikasi ke publik tentang isu-isu nasional, akhirnya Presiden Joko Widodo membentuk Tim Komunikasi. Dua orang aktivis yang selama ini mendukung Jokowi sejak pilpres diangkat memimpin tim tersebut. Keduanya adalah Teten Masduki dan Sukardi Rinakit. Penetapan keduanya dikonfirmasi oleh Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto pada Senin, 11 Mei 2015 kemarin. Nantinya, Teten dan Sukardi akan mengonsolidasikan segala urusan komunikasi Presiden ke publik dan media. Desakan supaya Presiden Joko Widodo mempunyai tim komunikasi atau juru bicara disuarakan oleh pengamat kebijakan publik Agus Pambagio. Hal ini mengingat Presiden tidak selalu menguasai detail semua isu yang ditanyakan kepadanya atau yang disampaikannya ke media dan publik. Tim komunikasi ini akan menjadi bumper bagi Presiden sehingga kasus seperti Presiden tidak membaca peraturan presiden soal
uang muka pengadaan mobil bagi pejabat negara sebagaimana diberitakan Eveline sebelumnya tidak terulang. Nama Teten Masduki sudah lama dikenal publik sebagai aktifis anti korupsi. Pria kelahiran Garut 52 tahun lalu ini menamatkan pendidikan di jurusan kimia IKIP Bandung. Namanya mencuat ketika LSM
Indonesia Corruption Watch (ICW), yang dipimpinnya, membongkar kasus suap yang melibatkan Jaksa Agung (saat itu) Andi M. Ghalib pada masa pemerintahan B.J. Habibie. Pada pilkada Jawa Barat tahun 2013, Teten Masduki berpasangan dengan Rieke Diah Pitaloka yang diusung PDIP. Kedunya berada di peringkat kedua di bawah pasangan pemenang pilkada Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar yang diusung koalisi PKS, PPP dan Partai Hanura. Sementara, Sukardi Rinakit atau yang akrab disapa Cak Kardi selama ini dikenal sebagai pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS), sebuah lembaga kajian yang didirikan oleh pengusaha Soegeng Sarjadi. Pria kelahiran Madiun 52 tahun lalu ini menamatkan gelar S1-nya di jurusan Kriminologi Universitas Indonesia sebelum kemudian melanjutkan gelar Master di Department of Southeast ASEAN Studies dan Doktor Department of Political Science keduanya di National University of Singapore. Sebelum diangkat sebagai Tim Komunikasi Presiden, Sukardi merupakan staf khusus Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Bagaimana tanggapan publik, khususnya netizen Indonesia atas penunjukkan Teten Masduki dan Sukardi Rinakit sebagai tim komunikasi Presiden? Berikut rangkuman Eveline untuk Anda. Pemantauan dilakukan terhadap perbincangan di media sosial, khususnya Twitter selama periode 7 -13 Mei 2015, di mana terdapat total 10.407 tweet yang membicarakan Tim Komunikasi Presiden. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.296 tweet membicarakan pembentukan Tim Komunikasi Presiden yang dilakukan Senin kemarin. Mayoritas netizen mendukung langkah Presiden Jokowi tersebut. Mengingat sudah beberapa kali presiden dan menteri-menteri Kabinet Kerja melakukan kesalahan komunikasi lewat ucapan maupun tanggapan atas suatu isu. Sementara, sebanyak 715 tweet dicuitkan tentang pemilihan Teten Masduki dan Sukardi Rinakit. Beberapa netizen mempertanyakan latar belakang keduanya yang bukan merupakan praktisi komunikasi. Serta, netizen mengganggap penunjukan ini tak lebih dari politik balas budi Jokowi kepada keduanya yang selama pilpres merupakan pendukung pasangan Jokowi-JK. Hal ini tak lepas dari tawaran sebelumnya bagi Sukardi untuk menjabat sebagai Bank Tabungan Negara yang ditolaknya. Mari kita lihat bagaimana kiprah Teten dan Sukardi dalam menangani komunikasi presiden dan kabinetnya. Semoga ke depan tidak ada lagi blunder dalam berkomunikasi sehingga pemerintahan ini bisa berjalan lebih efektif. *** sumber:
http://eveline.co.id/politik/netizen-indonesia-pertanyakan-latar-belakang-tim-komunikasi-presiden/
KEMBALI KE ARTIKEL