Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

Sultan Yogya Sampaikan Sabda Raja, Netizen Menyimak

6 Mei 2015   08:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:20 940 8
[caption id="" align="alignnone" width="600" caption="Sri Sultan Hamengkubuwono X sampaikan sabda raja – sumber foto: Istimewa"][/caption] Selasa, 5 Mei 2015 kemarin ada yang berbeda dari Keraton Yogyakarta. Jika biasanya keraton tersebut ramai dengan wisatawan baik dalam maupun luar, kemarin tidak nampak seorang wisatawan pun. Dari pukul 09:00 WIB, keraton ditutup dan disterilkan dari kunjungan pihak luar. Para abdi dalem dan keluarga kerajaan pun sudah berkumpul di bangunan utama, Bangsal Siti Hinggil. Mereka bersiap untuk menyimak Sabdatama (sabda raja). Momen yang ditunggu pun akhirnya datang. Pada pukul 11:00 WIB, Sri Sultan Hamengku Buwono X, raja keraton Yogyakarta pun hadir dan segera menyampaikan sabda. Pembacaan sabda raja ini berlangsung singkat, hanya sekitar 2 menit dan berisi 1 poin. Menurut keterangan salah satu abdi dalem, poin yang dinyatakan dalam sabda raja terkait dengan perubahan gelar GKR Pembayun menjadi GKR Mangkubumi. Sebagaimana diketahui, beberapa waktu sebelumnya, yaitu pada tanggal 30 April 2015, Sri Sultan Hamengku Buwono X telah mengeluarkan sabda raja yang berisi 5 poin, antara lain perubahan gelar Raja Keraton Yogyakarta dari Sultan Hamengku Buwono menjadi Sultan Hamengku Bawono serta penghapusan gelar Kalifatullah yang melekat pada Raja Keraton Yogyakarta. Adapun frasa “kaping sedasa” dalam gelar Sultan HB X diubah menjadi “kaping sepuluh”. Yang menarik dari pembacaan sabda raja pada Selasa kemarin adalah, tidak hadirnya sebagian besar kerabat laki-laki Sultan. Pembacaan hanya dihadiri kerabat perempuan. Keempat adik Sultan; GBPH Yudhaningrat, GBPH Prabukusumo, GBPH Cakraningrat, dan GBPH Cakrodiningrat justru memilih untuk berziarah di makam leluhur keraton Yogyakarta, Ki Ageng Pemanahan, di Kotagede, Kota Yogyakarta. Ketidakhadiran para kerabat laki-laki ini semakin menguatkan sinyalemen perpecahan internal di keraton Yogyakarta. Hal ini tak lepas dari keinginan Sultan mewariskan kekuasaan kepada GKR Pembayun yang merupakan putri mahkota. Pemilihan seorang perempuan sebagai penerus raja menurut para kerabat telah melanggar tata aturan (paugeran) keraton. Bagaimana publik, khususnya netizen menanggapi penetapan sabda raja keraton Yogyakarta ini? Berikut redaksi Eveline merangkumnya untuk Anda. Pemantauan dilakukan terhadap perbincangan di media sosial, khususnya Twitter selama periode 5 Mei 2015. Di mana terdapat 5.107 tweet membicarakan raja Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X. Sebagian besar netizen memperbincangkan penguasa keraton Yogyakarta ini dalam konteks penetapan sabda raja yang berlangsung Selasa kemarin. Sebanyak 4.395 menyebut soal sabda raja tersebut. Sedangkan terkait dengan isi sabda raja mengenai perubahan gelar GKR Pembayun menjadi GKR Mangkubumi, sebanyak 496 tweet dicuitkan netizen terkait penetapan putri Sultan menjadi putri mahkota. Sementara itu, penutupan keraton Yogyakarta di saat pembacaan sabda raja mendapat pembicaraan netizen sebanyak 2.465 tweet. Beberapa netizen yang kebetulan sedangn berada di kota pelajar dan ingin mengunjungi keraton menyatakan kekecewaan atas penutupan ini. Namun sebagian besar lainnya menyatakan paham jika keraton ditutup karena ada acara yang sangat penting. *** Sumber: http://eveline.co.id/berita-utama/sultan-yogya-sampaikan-sabda-raja-netizen-menyimak/

Hantu Pocong Lembang, Hiburan Siang di Jalan Macet!

5 bulan yang lalu
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun