Silent majority secara harfiah diterjemahkan sebagai mayoritas yang senyap. Kelompok ini merujuk pada sebagian besar masyarakat yang memiliki pendapat atau preferensi tertentu, namun enggan untuk mengungkapkannya secara terbuka.  Mereka memilih untuk  "diam" dan tidak ikut serta dalam perdebatan publik. Meskipun tidak vokal, silent majority bisa memiliki kekuatan suara yang besar. Â
Istilah "silent majority" tak hanya identik dengan ranah politik. Fenomena ini juga mungkin saja hadir dalam komunitas baru atau gerakan baru.
Dalam komunitas dan gerakan baru, silent majority merujuk pada kelompok mayoritas yang mendukung atau memiliki pandangan tertentu, namun memilih untuk tidak menunjukkannya secara terbuka.
Mereka mungkin setuju dengan tujuan atau prinsip komunitas atau gerakan. Namun mereka enggan untuk menampakkan secara terbuka. Mereka tiba-tiba saja mendukung kegiatan dan terlibat kegiatan komunitas tersebut walaupun sedang dalam perbincangan yang kontroversial.
Alasan silent majority tidak mau menunjukkan sikapnya secara langsung mungkin saja karena ketakutan akan stigma. Mereka mungkin takut dicap negatif oleh sesamanya jika terasosiasi dengan komunitas atau gerakan yang dianggap kontroversial.
Alasan diamnya kelompok silent majority ini bisa pula karena ketidaknyamanan dalam  mengekspresikan gerakannya. Mereka mungkin merasa tidak nyaman dengan cara komunitas atau gerakan tersebut dalam menyampaikan aspirasinya. Mungkin dengan cara yang berbeda dengan komunitas sejenisnya. Mungkin juga statementnya yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah berlaku lama.
Silent majority lebih memilih diam mungkin karena masih kurangnya pemahaman mengenai tujuan dan cara kerja komunitas/gerakan tersebut.
Bagi komunitas atau gerakan baru yang merasa mendapat dukungan silent majority hendaknya membangun komunitas atau gerakan yang kuat dan inklusif. Ini salah satu upaya  merangkul silent majority.
Upaya yang tak kalah penting dalam merawat keberadaan silent majority adalah  menciptakan ruang diskusi yang aman dan nyaman bagi semua anggota, termasuk silent majority. Dorong mereka untuk mengungkapkan pendapat dan aspirasinya tanpa rasa takut dihakimi.
Selain itu penting juga bagi komunitas atau gerakan yang mendapat dukungan silent majority untuk memberikan informasi yang jelas dan transparan mengenai tujuan, cara kerja, dan rencana komunitas atau gerakan kepada semua anggota, termasuk silent majority.
Meskipun golongan silent majority, hendaknya komunitas atau gerakan baru mau menawarkan berbagai peran dan cara partisipasi dalam komunitas atau gerakan, sehingga silent majority bisa terlibat sesuai dengan minat dan kemampuannya.
 Memahami dan merangkul silent majority merupakan kunci untuk membangun komunitas atau gerakan yang kuat, inklusif, dan mampu mencapai tujuannya.