Senin lalu, pengukuhan Wali Nanggroe ke-9 Aceh akhirnya terlaksana setelah tertunda beberapa kali akibat berbagai hal. Malik Mahmud Al-Haytar, Wali Nanggroe ke-9 sekarang resmi menggunakan gelar kebangsawanan Al Mukarram Maulana Al Mudabbir Al Malik. Acara yang diselenggarakan oleh DPR Aceh tersebut, menjadi tonggak sejarah baru bagi Aceh yang kini memiliki figur pemersatu yang digambarkan dalam sosok seorang Wali Nanggroe. Dan Malik Mahmud Al Haytar diberikan kesempatan untuk menggantikan Wali Nanggroe ke-8, Hasan Tiro yang tak sempat dikukuhkan.
Namun yang mengejutkan saya adalah munculnya simbol-simbol terlarang jelang pengukuhan ini di Aceh, mulai dari unjuk rasa (atau mungkin lebih tepatnya unjuk kekuatan) dengan membawa simbol-simbol separatis maupun baliho-baliho yang memajang foto sang Wali dengan simbol Aceh Sumatera National Liberation Federation (ASNLF) berupa buraq singa.
KEMBALI KE ARTIKEL