Ya..... Ini mi Makassar. Di sinilah saya sekarang!!! Walau dulu besar di sini, namun masih banyak doa, harapan dan kenangan tergores dalam perjalanan hidup di kota ini, yang akan menjadi sebuah karya tulisan yang dirangkum dalam sebuah buku.
Kota Makassar adalah sebuah kota pelabuhan dan kota pantai terbesar di kawasan Timur Indonesia dengan luas 175 KM dengan jumlah penduduk sebesar 1.5 juta orang.
Kota metropolitan yang banyak dihuni oleh sebagian besar suku Makassar dan suku Bugis serta sebagian suku Tionghoa, Jawa, Mandar dan Toraja.
Kota yang sibuk 24 jam ini, mendapat julukan Kota Makan Enak oleh walikotanya Danny Pomanto karena di kota ini dikenal dengan jenis makanannya yang sangat enak, dengan sebaran warung coto, sop dan kopi di sepanjang jalanan kota.
Makanan yang enak-enak seperti Coto Makassar, Ikan Bolu Bakar, Sop Konro, Pallubasa, Pisang Ijo, Pisang Epe, Jalangkote dan Bakso khas Toraja serta minuman Sarabba dan kopi khas Toraja yang sudah mendunia telah membuat kota ini selalu dirindukan oleh para penikmat kuliner.
Kota pantai terbesar dengan luas pantainya menyelimuti 7 kecamatan dari 14 kecamatan yang ada, menjadi kota yang bertumbuh pesat namun masih membutuhkan banyak perbaikan dan perubahan besar-besaaran.
Kota ini dikenal juga dengan kota Daeng dan kota pantai dengan Pantai Losari yang indah adalah salah satu tujuan wisatanya dengan mengandalkan keindahan sunset yang berlatar belakang masjid indah terbesar 99 Kubah yang ikonik tepat berada di depan pantai reklamasi.
Selain itu, kota ini dikenal dengan kota perjuangan dengan adanya benteng Rotterdam yang berada tepat di tengah kota Makassar, yang suatu hari saya berharap benteng ini menjadi pusat kegiatan budaya dan seni di Makassar.
Kota Makassar juga sebagai salah satu kota perdagangan terbesar di kawasan Timur karena memiliki banyak pusat perdagangan dan Mal seperti Mall Panakukang, Trans Studio Mall, Mall Ratu Indah, Mall Nipah, Somba Opu serta Karebosi Link yang berada di bawah tanah /underground lapangan olah raga Karebosi.
Di bidang transportasi, kota ini memiliki pelabuhan laut terbesar dengan Makassar New Port (MNP) yang terhubung dengan tol dan pelabuhan udara yang masih dalam tahap pembangunan.
Sayangnya kota metropolitan ini, belum memiliki sarana transportasi umum yang memadai, kondisi taman kurang maksimal ditata dan drainase yang belum layak dikelola, stadion bola yang belum ada, karena telah dihancurkan, serta pasokan listrik yang tidak optimal karena kurangnya debit air dan pemeliharaan infrastruktur yang masih kurang sehingga masyarakat mengalami pemadaman listrik setiap hari secara bergiliran.
Padahal dengan APBD sebesar lebih dari 5 triliun rupiah, banyak hal yang bisa dilakukan agar kota ini semakin baik, dan semakin nyaman serta membanggakan tidak hanya sebagai kota makan enak tapi juga sebagai kota hijau yang humanis yang memanjakan warganya dengan makanan yang enak, transportasi yang terintegrasi dan taman yang hijau dan nyaman serta infra struktur yang memadai termasuk perbaikan drainase, trotoar yang layak dan lampu lalu lintas dan kondisi boulevard jalan lebih diperhatikan lagi. Juga tentunya perlunya edukasi tentang budaya kebersihan, budaya mengemudi yang sopan serta budaya disiplin.
Saya berharap semoga di tahun depan, kota ini lampunya sudah tidak padam lagi setiap hari, air tersedia bagi warga, taman-taman dipercantik, Â drainase diperbaiki, pelabuhan udara yang diselesaikan pengerjaannya serta adanya stadion bagi para pecinta olah raga bola sebagai salah satu syarat menjadi kota yang maju, dan nyaman bagi warga Makassar.
Dan terakhir, Makassar dijadikan pusat usaha UMKM terbesar di Indonesia dengan kota Makassar sebagai centre pointnya. Dengan berkembangnya usaha dan bertumbuhnya pengusaha lokal akan memajukan pertumbuhan ekonomi, sehingga pendapatan pemerintah meningkat dan pada akhirnya semua fasilitas kota dapat dinikmati oleh warga kota Makassar.
DIRGAHAYU kota kebanggaan kota Makassar yang ke 416 tahun. Â
Semoga makin keren, bersih dan nyaman.
Salam
Asrul Sani Abu.