Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Kering di Bumi, Namun Banjir Air Mata

20 Oktober 2023   09:12 Diperbarui: 20 Oktober 2023   09:13 59 1
KERING DI BUMI, NAMUN BANJIR AIR MATA.

Anak-anak jadi korban tak berdosa.
Karena egoisme semata.

Anak-anak jadi korban tak berdosa.
Karena nafsu kekuasaan semata.

Anak-anak jadi korban tak berdosa.
Karena hidup tak sesuai dengan aturan Tuhan.

Dan kita hanya bisa diam dan meratapi kesedihan di persimpangan jalan.

Kedamaian, cinta dan kasih sayang dibangun dengan peluh dan air mata.

Kehancuran, kebencian dan pengkhianatan dibangun dengan api angkara kemarahan dan kekuasaan.

Ketulusan dalam membangun jalan kebaikan dihancurkan oleh orang-orang yang tamak dan serakah.

Menghalalkan segala cara demi pencapaian kesuksesan tujuan bisikan syetan.

Jalan orang-orang zalim dan tersesat.

Jalan yang dimurkai Allah karena telah menyakiti dan membunuh sesama hati dan jiwa sesama.

Keringnya bumi dengan butiran debu yang menghiasi.
Tersiram oleh banjir air mata dan kebingungan akan masa depan insani.

Masa kini yang hancur dan berantakan.
Akankan esok terbangun dengan lebih indah dan mempesonakan.

Akankah kita diam dan membiarkan?
Akankah kita menangis sendirian?
Atau memulai menyebarkan dan meminta untuk segera berhenti membuang jiwa-jiwa Tuhan?

Berhenti melakukan kezaliman.
Berhenti berperang atas nama kemanusiaan.

20 Oktober 2023.

ASRUL SANI ABU.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun