Wahai wanita pejuang.
Cantik putih tersenyum menawan.
Berjalan anggun menjaga pandangan.
Menutup aurat dengan jilbab
Miliki hati penuh cinta dan rahmatNya.
Wangi harum bunga mawar
Mengelilingi diri dan dunia.
Tak kuasa menahan gelora
Cinta yang lama tersimpan dengan setia.
Walaupun engkau bukan istri nabi
Bukan pula wanita pahlawan pejuang negeri.
Tapi bagiku dan bagi anak-anak
Engkaulah sang wanita pahlawan.
Yang berjuang dari pagi hingga pagi
Demi terwujudnya semua mimpi.
Wanita pujaan hati selalu ringan berbagi
Menebar senyum dan gairah diri.
Berjuang dan bekerja tanpa henti
Walau tak ada yang dinanti.
Wanita pujaan bukan hanya mencari materi.
Dia hadir karena titisan Ilahi.
Berbagi rahmat cinta dari Ilahi
Agar terjaga diri, jiwa dan kesucian nurani.
Tak harus menjadi pahlawan pejuang lain
Apalagi menjadi wanita pujaan orang lain.
Cukup menjadi orang yang dicintai
Disayangi keluarga inti adalah hadiah tak ternilai.
Tak harus pula perbanyak teman dan pertemuan di luar.
Teman yang utama hanya pendamping hidup dariNya.
Tak harus pula perbanyak dandanan.
Cantik yang utama ketika tersenyum bahagia menjaga hati dan jiwaNya.
Wanita sang pahlawan bukanlah di luar sana
Dia yang selalu menjaga diri, hati dan perilakunya.
Wanita sang pahlawan bukan sekedar pahlawan biasa.
Dia yang selalu berjuang demi tegaknya kebahagiaan keluarga.
Asrul Sani Abu