Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Menyepi di Sunyinya Bumi

3 Maret 2022   08:54 Diperbarui: 3 Maret 2022   09:13 149 7
MENYEPI DI SUNYINYA BUMI.

Seperti biasa, pagi ini masih menyepi
Hanya ada burung-burung berkicau membuka pintu pagi
Mentari bersinar terang ke dalam hati
Walau hujan terus datang silih berganti.

Angin lautan bertiup dengan kencangnya
Membawa berita dari dunia yang sedang membara
Menyentuh asa dan rasa yang lama dirindukan
Walau harapan masih jauh dari pangkuan.

Pagi ini, kubangun sebuah mimpi
Rencana yang mulai ditulis saat bumi tak menyepi lagi
Rakyat bersuka cita dan bergembira
Kota dan desa bertumbuh dan kembali sejahtera.

Akankah dunia semakin terpuruk dalam duka, benci dan amarah.
Semakin sensitif dan merasa yang paling benar.
Berebut kuasa, lahan hingga jabatan.
Padahal hari-hari tak menyepi dan terus bergolak.

Di manakah sinar rembulan yang damai dan menyejukkan mata.
Di manakah gunung dan tanah yang bersahabat.
Sampai kapan diri menyepi saling menjauhkan diri.
Padahal mimpi dan cita belum semua tercapai.

Hingga saatnya nanti, tulisan ini menjadi saksi
Ada insan yang telah menegur dan mencari
Jiwa-jiwa yang menjauh menyepi
Karena mungkin saatnya kita ke rumah jiwa kembali.

Jakarta, Maret 2022.

Asrul Sani Abu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun