Tak bisa dielakkan, penentu kebenaran masih menjadi privelege penguasa politis. Selama ini kita banyak menyaksikan peristiwa dan membentuk realitas di pikiran kita melalui media, yang disebut dengan
imagologi. Kebenaran yang ada di benak dan pikiran kita bisa jadi hanya hasil dari dikte para penguasa. Menulis sejarah imperialisme bahkan menjadi pekerjaan rumah para pemegang kekuasaan politik, sampai-sampai masyarakat tak mampu lagi membedakan kondisi terjajah atau merdeka. Era Orde Baru mencoba menekan segala kemungkinan kontestasi kaum elit dan alit, terutama lewat media massa.
KEMBALI KE ARTIKEL