" you have to leave this place in 30 minute after that I will not responsible for your security". Tak ada kata penutup yang mengatas namakan organisasi atau klan pada bagian bawah.
Saya terkejut dan marah setelah membaca tulisan tangan itu, waktu itu pikiran saya adalah harus menghabiskan makanan secepatnya ...ingat pesan orang tua kalau ada tantangan makanan tak boleh ditinggalkan, sambil menghabiskan makanan saya melihat ke orang berpakaian putih-putih itu dia pun menatap saya, dia tak membawa senjata AK seperti milisi tapi saya yakin dia pasti punya pendukung. Saya bertanya lagi untuk meyakinkan apakah surat itu untuk saya ? dia sekali lagi mengangguk dan berkata yes. Saya tak tahu bagaimana dan dari mana rasa amarah dalam diri saya semakin bergejolak............... saya berteriak dan bertanya lagi apakah ancaman itu untuk saya ? sewaktu dia menjawab yes, sayapun berdiri dan mengajak orang itu berkelahi waktu itu ada beberapa orang yang datang berlari kearah saya dan memeluk saya, membujuk agar saya kalem dan nerusaha mengajak  menjauhi tempat itu, saya masih bertahan dan meminta agar kawan disitu mau menjadi saksi atas pertarungan yang akan saya lakukan, perhitungan saya waktu itu adalah; secara fisik badan saya tak beda jauh dari orang itu, tapi anggota LSM yang menarik saya  mengucapkan Cuma satu kalimat yaitu; do you want to restart the war ? apakah anda ingin memulai perang ? kami sudah berdamai dengan kelompok mereka, kalau anda berkelahi maka kami akan memihak dan membela anda dan Dia (pria berbaju putih) akan dibela juga oleh kelompoknya berarti kita memulai lagi membuat perang............. kata-kata itu seperti tamparan keras kearah muka saya dan sayapun merasa maluuuuuu, kelompok mengajak saya segera berpindah tempat dan menyuruh saya tenang dulu dalam suatu rumah, saya dengar mereka cukup sibuk berdiskusi dalam bahasa setempat, rupanya mereka akan melakukan konsolidasi dan koordinasi untuk mengevakuasai saya keluar dari tempat itu. Sebenarnya yang membuat saya merasa sangat marah adalah; karena saya merasa sudah membantu desa itu, datang dari wilayah jauh melewati padang pasir yang panas, merasa capai dan hasilnya adalah ancaman, setelah menenangkan diri Saya meminta rekan disitu untuk melakukan analysa situasi dan menanyakan kembali kepada kelompok baju putih; mengapa mereka merasa terganggu oleh kedatangan kami.
Setelah berhasil keluar dari wilayah tersebut dua hari kemudian saya mendapat kabar tentang perihal yang menyebabkan kelompok baju putih itu marah yaitu;
1.    Mereka melihat saya memasuki wilayah itu dari arah yang biasanya ditempati oleh musuh klan mereka. Dulu pada kunjungan Pertama kalinya kami masuk dari arah berbeda.
2.    Kami dianggap tidak adil karena membawa bantuan hanya pada kelompok lain, memang benar pada waktu itu di mobil kami ada titipan barang dari suatu NGO berbasis di Inggeris, barang itu minta dibagikan didaerah yang kami lewati.
3.    kami tetap boleh datang lagi tapi harus melalui jalan berbeda.
Dua atau tiga minggu kemudian saya mendatangi lagi wilayah itu dan semuanya berlangsung lancar walaupun pemuda berpakaian putih-putih masih tetap mengawasi secara diam-diam dari jauh. (kejadian antara april-juli 1992)