Mawar begitu saya memanggilmu. Kesepianmu yang mempertemukan kita. Bulan purnama, aku mengeja namamu yang buta makna. Yang ku tahu, kau menenggelamkan keindahan lain. Aku lupa cara mencintai wanita lain. Tapi suamimu, duri yang menjagamu.
Kau selalu menjanjikan kesetiaan atas pengkhinatan dengan laki-laki yang memberimu buah hati. Katamu, Tuhan tak adil. Kau juga menyalahkan rasa. Dengan tabah aku menemani tubuhmu yang kuyub.