Kebijakan dan keuangan negeri ini, semua berpusat di kota atau Ibu Kota Indonesia. Dalam laporan yang terbaca di jurnal Departemen terkait, begitu indah dan sempurna untuk masyarakat pesisir dan kepulauan. Namun kenyataan di lapangan, 20 persen saja nominal tulisan yang terpampang di jurnal-jurnal tersebut kadang tidak sampai dan menjadi manfaat seperti harapan yang tertulis.
Ada beberapa keunggulan laut Indonesia yang bila dikelola maksimal dari sisi ketersediaan peralatan, penyuluhan dan pasar, maka tak ada kemiskinan yang mengenaskan terlihat seperti saat ini pada masyarakat nelayan pesisir dan pulau- kecil di Indonesia.
Contoh beberapa hal yang bisa dimaksimalkan untuk laut Indonesia dan masyarakat pesisirnya :
1. Hasil Tangkap
Bila ada peralatan dan pendampingan/jaminan pasar yang mendukung, di musim tangkap ikan, pendapatan nelayan lebih bagus dan bisa ditabung untuk masa tidak turun laut.
2. Budidaya
Hasil tangkap ikan yang masih kecil-kecil, bisa dimasukan dalam kerambah apung. Disamping pendampingan penetasan (hatchry) untuk budidaya beberapa jenis ikan yang harganya lebih tinggi di pasar lokal dan luar Indonesia.
Pendampingan oleh tenaga-tenaga ahli yang sangat banyak menganggur di Indonesia (data statistik alumni perikanan kelautan) bisa dimanfaatkan untuk pendampingan budidaya perikanan tersebut.
Hasil olah budidaya yang dikelola dengan baik, sangat mendukung perekonomian masyarakat pesisir bila saat tidak musim penangkapan hasil di laut. Dengan pasar yang terkordinir bagus, hasil budidaya terebut mampu menjawab permintaan eksport di beberapa negara.
Juga mampu memenuhi permintaan pasar lokal, restoran dan hotel bintang lima di banyak kota di Indonesia. Indah bila kita tidak perlu mendengar ada impor ikan atau hasil laut lainnya dari negara lain, masuk ke Indonesia dengan nominal hampir sama dengan pendapatan setahun nelayan di seluruh Indonesia. (data import hasil laut)
3. Garam
Indonesia dikelilingi laut setiap sudutnya. Salinitas laut Indonesia lumayan tinggi. Bila ada pendampingan yang profesional, garam rumah tangga dan industri tak perlu impor dari negara lain. Bahkan mengapa bukan Indonesia yang ekspor ke negara-negara yang tanpa laut? Bila ada pendampingan yang profesional, tak akan kita lihat garam hitam di pasar tradisional. Tak akan kita mendengar di setiap pulau di pelosok indonesia kekurangan garam..... Dan tak ada alasan Indonesia Import garam untuk kebutuhan industrinya.
(Bersambung)