Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Kerumitan Adat Istiadat, dan Kesederhanaan Cinta

13 April 2012   18:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:38 260 0
"untuk apa aku disini jika hanya aku yang memperjuangkan cinta yang begitu rumit ini?"

sudah aku bilang, jangan pernah datang jika kamu ingin pergi lagi. jangan pernah masuk kedalam hidup aku apalagi kedalam celah hatiku jika kamu hanya ingin singgah lantas pergi begitu saja. sudah aku bilang jangan pernah memberikan aku harapan harapan yang tidak tau kapan kamu jadikan nyata.

aku sudah setengah gila. hanya karena kamu. kamu yang tiba tiba datang dan mengisi hati yang saat itu sedang perih karena gagal bercinta. aku yang saat itu sedang terluka. terpojokkan. aku yang saat itu sedang kesepian.

dan tiba tiba kamu datang, membawa kehangatan itu. pria berhidung bangir, berkulit hitam. manis. pria keturunan india. pemilik tatapan kasih sayang jika sedang melihat aku. pertama kali aku mengakui bahwa aku jatuh cinta lagi. begitu cepat. dengan ribuan olokkan orang orang disekitar kita.

"kamu sudah pernah terjatuh, dan kamu wanita terbodoh jika bangkit dengan cepat dan menjadikan lelaki itu pelarianmu saja"

aku masih ingat kalimat ini yang temanku luncurkan saat aku mengaku menyukai kamu. mereka semua sudah melihat kelemahanku, mereka semua sudah melihat kehancuranku, kepingan kepingan yang sedang aku kumpulkan agar aku bisa bangkit dan berdiri seperti dulu kala. mereka memiliki pemikiran yang sama. aku tidak akan bisa bangkit, jika bukan karena pertolongan orang yang sama, sama sama menghancurkanku.

kamu bukti nyata aku bisa bangkit lagi seperti dulu. kehangatan kamu. harapan yang selalu kamu berikan setiap saatnya. aku yang selalu mengharapkanmu. " buat apa kamu liat orang lain? buat apa kamu cari orang lain. aku disini. didepan kamu, janji bahagiain kamu" kalimat ini yang selalu aku ingat saat kita bersama.

kita hanya berteman. lebih tepatnya masih berteman. tapi mungkin perasaan kita sama sama menginginkan lebih. aku tau saat kamu diam diam melirikku saat aku sedang bergurau dengan temanku. aku melihat kamu dengan jelas sedang menatapku, lama, tajam, penuh makna dan kamu gugup saat tersadar aku melihatmu juga. lucu, cinta yang tiba tiba ada diantara kita. tanpa ada sesuatu perantara kita. pun nomor ponselmu aku tidak punya. kita hanya sebatas melihat saat sedang ditempat les. menyapa dan bergurau hanya disana juga.

cintakah yang membutakan aku melihat kamu? cintakah yang membuat orang lain yang tampan terasa biasa saja dimataku? hanya kamu. mungkin gurauan kamu akan menjagaku dan membahagiakanku hanya sebuah gurauan biasa, kamu tidak tau bahwa nama kamu sudah ada disetiap doaku.

aku sudah tau ini yang akan menjadi batu sandungan kita. perbedaan ras. kerumitan adat istiadat. mereka tidak pernah sesederhana cinta. akhirnya aku tau apa yang selama ini kita alami. perbedaan yang begitu jauh. perbedaan ras yang sangat moncolok. perbedaan adat istiadat diantara kita. membuat kita seperti terpenjara. kita seperti terpaksa mengikuti arah mereka. kesederhanaan cinta, tidak bisa mengalahkan kerumitan mereka.

aku sudah berusaha untuk tidak berhenti begitu saja. aku berusaha memahami apa yang mereka mau. kita seperti dipisahkan oleh kotak kotak ras ini. mereka bilang, kamu hanya bisa menikah dengan sesama rasmu saja.

lantas aku harus bagaimana? jika ini menyangkut tentang sara apa yang harus aku usahakan? apa aku harus operasi plastik, atau mengubah akta lahirku menjadikan new delhi sebagai pengganti jakarta ditulisan tempat lahirku? atau aku harus mengubah nama orangtuaku menjadi rahul atau kunjan dari eko suhardiman?

kita sudah beda. sangat berbeda. hanya tuhan dan perasaan kita yang sama. kita tidak bisa mengingkari nasib. apa yang sudah tercatat, aku hanya bisa pasrahkan. bukan berarti aku tidak berjuang demi cinta kita. aku masih menerka nerka apa yang sedang terjadi diantara kita. katamu bukan cinta, lantas apa perasaan ini? apa arti pelukanmu saat aku sedang menangis perih? apa arti kehangatan yang selalu kamu hadirkan?

kerumitan adat, kerumitan mereka yang tidak mendukung kita bersatu, kerumitan hatimu, keputus asaanmu melawan kotak kotak yang memisahkan kita. pun dengan keteguhan hatiku yang masih saja berjuang melawan ini semua. semoga kamu mengerti. aku mencintaimu, tak tau seberapa besarnya mereka memisahkan kita. aku mencintaimu, lebih dari apa yang sedang aku perjuangkan saat ini.

asmara :)





KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun