Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Artikel Utama

Maafin Kakek, Pa..

12 Mei 2015   14:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:07 702 7

Suaranya masih terus meninggi kasar, tak layak didengar, sementara ibu menitikkan air matanya sambil memeluk adik-adikku. Api matanya tajam menatapkuĀ  buas, apalagi yang ingin ia katakan, biarlah sampai ia puas, sampai ia lelah karena amarahnya. Tak mengapa, karena ini yang terakhir kalinya aku berhadapan dengan monster di rumah kecilku. Giginya gemeretak rasa ingin menelan tubuh kurusku.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun