Suaranya masih terus meninggi kasar, tak layak didengar, sementara ibu menitikkan air matanya sambil memeluk adik-adikku. Api matanya tajam menatapkuĀ buas, apalagi yang ingin ia katakan, biarlah sampai ia puas, sampai ia lelah karena amarahnya. Tak mengapa, karena ini yang terakhir kalinya aku berhadapan dengan monster di rumah kecilku. Giginya gemeretak rasa ingin menelan tubuh kurusku.