Sebelum bertolak dari Pulau Buton, saya mengunjungi seorang kawan, ia menghadiahkan dua botol madu asli dari hutan Lambusango, hutan lindung yang terletak di Pulau Buton Sulawesi Tenggara. Kawan tadi bertugas sebagai dokter di pinggiran hutan Lambusango.
Sebelum menerima, saya bertanya bagaimana memastikan bahwa ini madu asli dari hutan? Bukan madu palsu yang telah dicampur aneka rupa gula dan zat tambahan?
Kawan itu menjelaskan, bahwa biasanya madu asli bila dicampur kuning telur ayam kampung, akan terlihat matang, madu asli juga tidak tembus bila diletakkan di atas koran, tetap terbakar bila diolesi tepat di ujung korek api kayu, bila di teteskan di dalam gelas berisi air wujudnya tak akan langsung terurai, akan cenderung tetap utuh mengumpul.
“Jadi semua ciri itu telah engkau temukan pada madu ini, maksud saya, sudah dilakukan tes tersebut?”, tanyaku dengan perasaan senang penuh selidik.
“Tes-tes itu tak perlu saya lakukan, karena madu itu saya beli langsung dari kenalan baik saya, petani pengumpul madu, yang baru saja kembali dari hutan. Pak tani itu masuk ke dalam hutan Lambusango selama beberapa minggu terakhir untuk berburu madu, hasil yang diperoleh tak menentu, bisa banyak, bisa juga sedikit. Kebetulan bulan lalu saya pesan beberapa botol pada bapak tadi, jadi beliau telah mempersiapkan khusus madu itu untuk saya, dua botol diantaranya kuhadiahkan padamu”, demikian kawan itu bertutur menjelaskan .
Ternyata, madu yang diberikan padaku, adalah berasal dari pohon komba-komba, saya tak bertanya banyak tentang pohon komba-komba, sebab kawanku ini, tak punya referensi lebih tentang pohon jenis itu.
Satu hal yang beliau yakini, bahwa madu yang berasal dari Hutan Lambusango; hutan lindung yang diyakini keramat oleh penduduk lokal, memiliki keutamaan dibanding madu lain yang berasal dari daerah lain di Indonesia, sebab selain karena alam Pulau Buton tempat Hutan Lambusango masih terjaga juga karena keanekaragaman hayati, keunikan sari-sari tanaman yang menjadi sumber bahan baku madu, menyebabkan keunggulan dan khasiat yang menyehatkan.
Saya teringat dengan kampanye yang digelorakan oleh LSM Wallacea dan kelompok pemerhati kelestarian lingkungan lainnya : “Lambusango, Paru-Paru Dunia di Jantung Pulau Buton”