Saya terkesan membaca sejumlah tulisan SBY yang belum pernah diterbitkan. Bahkan orang-orang dekat beliau sendiri dijamin belum ada yang mengetahui kabar penting ini. Saya tergoda untuk membaca, bukankah ketika menelaah tulisan orang lain, sesungguhnya yang terjadi bukan sebatas menatap teks yang kerlap-kerlip, bukan sebatas huruf. Tetapi melesat jauh terhampar sebuah kejadian antara jiwa yang berdialog. Dua pemikiran, jiwa kita dan jiwa sang penulis. Tulisan tak berhenti sebagai tulisan an sich, ia terus mencari persenyawaan dengan bendungan kesadaran pengetahuan manusia. Itu sebab saya terpukau menikmati tulisan SBY.