Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Mengenal Manuskrip Sya'ir Mawut Karya Baginda Usman

5 Juli 2023   00:00 Diperbarui: 5 Juli 2023   00:05 220 1

Dengan berkembangnya zaman maka naskah kuno merupakan naskah yang sudah tidak asing lagi oleh banyak masyarakat. Naskah kuno inilah yang disebut dengan manuskrip, yang merupakan tulisan tangan manusia dengan berusia kurang lebih 50 tahun. Manuskrip ini merupkan sebuah kajian dari filologi, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari sejarah, pranata dan kehidupan suatu bangsa yang terdapat di dalam naskah-naskah kuno. Setiap manuskrip mengandung rangkaian kata dengan mempunyai makna tertentu, maka dari itu tidak sedikit para masyarakat mengkaji dan menganalisis manuskrip-manuskrip yang masih tersimpan di dalam perpustakaan.

Salah satu manuskrip yang masih tersimpan yaitu manuskrip dengan judul “Sya’ir Mawut Baginda ‘Uṣmān”. Manuskrip ini ditulis oleh Baginda Usman yang bernama lengkap Suhaimi Aidrus Usman Addas. Manuskrip ini diambil dari sumber Gallica (https://gallica.bnf.fr/ark:/12148/btv1b10027407b/f9.double.r=malayo)  dengan kode manuscript Malayo-polynésien 103. 

Manuscript ini dapat diakses secara digital yang merupakan koleksi dari perpustakaan nasional Prancis departemen  Manuskrip ini ditulis dengan aksara jawi yaitu berbahasa Arab Melayu yang dimulai dari kanan ke kiri dan ditulis sekitar tahun 1262, pada hari kamis, bulan Syawal. Halaman manuskrip ini sebanyak 188 halaman penuh, dengan rata-rata 18 baris per halamannya dan dibagi menjadi dua kolam. Manuskrip ini mempunyai kertas yang berwarna coklat yang sudah pudar yang merupakan jenis kertas eropa, dan ditulis menggunakan tinta hitam dan terdapat beberapa kalimat yang ditulis dengan tinta  berwarna merah. Adapun tanggal publish manuskrip ke gallica yaitu pada tanggal 20 Oktober 2019.

Manuskrip ini berisikan syair-syair dengan maksud menasihati tentang agama, yaitu mulai dari persoalan ibadah yang berada pada bab  شعر عبادة(Sya’ir ‘ibādah) sampai dengan persoalan lafadz-lafadz yang mengandung makna yang mendalam, yang berada pada bab terakhir yaitu شعر حرف بركات2 (Sya’ir Barakāt2). Syair-syair tersebut diawali dengan muqoddimah yang telah disampaikan oleh baginda usman sebagai berikut.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun